තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
BAGI ORANG DUNGU YANG TAK MAMPU MELIHAT SEBAGAIMANA ADANYA, MAKA ORANG DUNGU INI TETAP AKAN MENGALAMI PENDERITAAN TAK BERKESUDAHAN
Ajaran di dalam Buddha Sāsana ini adalah ajaran yang khusus satu-satunya memiliki pengetahuan untuk membawa makhluk keluar dari lingkaran penderitaan Saṃsāra. Ajaran ini yaitu Dhamma telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagavā. Di dalam Ajaran ini lah kita pada akhirnya mengenal dan mengetahui bahwa ada akar permasalahan sesungguhnya mengapa semua penderitaan ini terjadi terus menerus tiada henti, yaitu Avijjā (Ketidaktahuan) ini lah, maka makhluk tersesat dan tidak memahami realitas hakiki sebagaimana adanya, melainkan terus terjebak ilusi, permainan semu dunia, hingga melekat terlalu kuat pada hal-hal tersebut hingga tak mampu melepasnya, inilah akhirnya menyebabkan proses ini tidak akan berkesudahan.
Mengenai Hal ini sendiri telah dengan jelas dibabarkan oleh Sang Bhagavā sendiri dalam Sutta berikut ini...
BĀLAPAṆḌITASUTTA
Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, bagi si dungu, yang terhalang oleh ketidaktahuan dan terbelenggu oleh ketagihan, jasmani ini berasal-mula demikian. Jadi ada jasmani ini dan nama-dan-bentuk eksternal: demikianlah pasangan ini. Dengan bergantung pada pasangan ini, ada kontak. Ada enam landasan indria, yang padanya kontak terjadi—atau melalui salah satu di antaranya—si dungu mengalami kesenangan dan kesakitan.
* .... “Para bhikkhu, bagi si dungu, yang terhalang oleh ketidaktahuan dan terbelenggu oleh ketagihan, jasmani ini berasal-mula demikian. Bagi si dungu, ketidaktahuan itu belum dilepaskan dan ketagihan itu belum dihancurkan sepenuhnya. Karena alasan apakah? Karena si dungu belum menjalani kehidupan suci untuk sepenuhnya menghancurkan penderitaan. Oleh karena itu, dengan hancurnya jasmani, si dungu mengembara menuju jasmani [lainnya]. Dengan mengembara menuju jasmani [lainnya], ia belum terbebas dari kelahiran, penuaan, dan kematian; belum terbebas dari kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidak-senangan, dan keputus-asaan; belum terbebas dari penderitaan, Aku katakan.*
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Nidānavaggasaṁyutta, Nidānasaṁyutta, Āhāravagga, SN 12.19)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah telah Disabdakan dengan sempurna oleh Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, perihal mengenai sebab keberlanjutan penderitaan ini, yaitu eksistensi ke-menjadi an di Saṃsāra, bertumimbal lahir terus menerus diakibatkan masih memiliki Avijjā di dalam bathin ini, tentu dengan adanya kelahiran ini maka akan terulang segala penderitaan di dalam kehidupan tanpa bisa dihindari. maka oleh karena itu, berkenaan dengan hal ini seperti yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha di Sutta diatas, maka baiknya kita dapat merenungkan hal ini baik-baik dan dalam-dalam, sebab ini adalah hal yang memang tak mudah dimengerti dengan gampang, namun tetap saja ini haruslah dimengerti dan dipahami sebagaimana adanya agar dapat terbebas dari segala penderitaan yang berkelanjutan ini.
Maka disini perlu ditekankan untuk jangan kendur dalam terus berpraktik Dhamma sesuai Dhamma (dhammānudhamma) demi mengentaskan Avijjā dalam bathin ini, sebab jika Avijja ini masih bercokol di dalam bathin, kita tidak akan aman sampai kapanpun.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
30 Oktober 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka
