Pentingnya Untuk Menemukan Guru Yang Sempurna Dan Telaten Terkait Pengetahuan Dhamma


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta

PENTINGNYA UNTUK MENEMUKAN GURU YANG SEMPURNA & TELATEN DALAM MENGAJARKAN PENGETAHUAN TERKAIT DHAMMA AGAR KEMUDIAN DHAMMA INI DAPAT DIPAHAMI SECARA BENAR
Pada dasarnya setiap makhluk hidup yang tersesat di dalam lingkaran Saṃsāra yang tanpa berkesudahan ini karena disebabkan oleh Ketidaktahuan/Kebodohan (Avijjā), Makhluk-Makhluk ini terus terjebak dalam konsep Ilusi dan delusi fana dan tidak mengetahui secara benar apa yang sebenarnya menjadi Realitas Hakiki (Dhamma). Oleh karena tidak mengetahui Dhamma, maka makhluk-makhluk tetap dalam ketidaktahuan nya mengarungi Saṃsāra. Pengetahuan terkait Dhamma yang luhur itu kini dapat kita ketahui saat ini juga karena Mahā karuṇā dari Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama 2600 tahun yang lalu yang mengajarkan Dhamma. Cukup beruntunglah kita para makhluk yang kini telah mengetahui Dhamma yang luhur ini, sehingga kita menjadi tahu apa yang benar dan salah dan apa yang harus dilakukan untuk terbebas dari Saṃsāra ini.
Sekarang, mari disimak Sutta berikut ini untuk penegasan terkait hal ini...

SATTHUSUTTA
.... “Para bhikkhu, seseorang yang tidak mengetahui dan tidak melihat sebagaimana adanya penuaan-dan-kematian, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, seharusnya mencari seorang guru agar ia mengetahui hal ini sebagaimana adanya.

“Para bhikkhu, seseorang yang tidak mengetahui dan tidak melihat sebagaimana adanya kelahiran … penjelmaan … kemelekatan … ketagihan … perasaan … kontak … enam landasan indria … nama-dan-bentuk … kesadaran … bentukan-bentukan kehendak, asal-mulanya, lenyapnya, dan jalan menuju lenyapnya, seharusnya mencari seorang guru agar ia mengetahui hal ini sebagaimana adanya.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Nidānavaggasaṁyutta, Nidānasaṁyutta, Antarapeyyāla, Satthusuttādi, SN 12.82)

Sādhu...Sādhu...
Demikian Sabda singkat Sang Bhagavā dalam Sutta ini. Konteks Sutta ini menurut peninjauan Penulis adalah seseorang (Puthujjana) harus mencari seorang Guru yang mengajarkan Dhamma seperti yang Sutta diatas sebutkan, yang tak lain menunjuk pada Sang Bhagavā sendiri, karena hanya Beliau lah yang mengajarkan Dhamma yang luhur ini.
Jadi sudah jelas bahwa Guru itu mutlak diperlukan agar kita mendapatkan pengetahuan guna mengentaskan Avijjā ini.
Lalu, Sebagaimana yang telah penulis sampaikan diatas tadi, bahwa Sang Buddha yang telah mengajarkan Dhamma kepada kita telah Mahāparinibbāna namun Ajaran Nya masih eksis ada tersedia untuk dapat kita pelajari dengan baik saat ini. Sesungguhnya, Ajaran Nya (Dhamma & Vinaya) itulah yang menjadi Guru kita yang sebenarnya. Karena di dalam DN 16 Dikatakan : 

6.1 ... "Dan Sang Bhagavā berkata kepada Ānanda: 'Ānanda, kamu mungkin berpikir: “Nasihat-nasihat Sang Guru telah tiada, sekarang kita tidak memiliki guru!” Jangan berpikir seperti itu, Ānanda, karena apa yang telah Kuajarkan dan Kujelaskan kepada kalian sebagai DHAMMA DAN VINAYA AKAN MENJADI GURU KALIAN SAAT AKU TIADA."
Sādhu...Sādhu...

Maka sudah jelas disini, bahwa Dhamma yang terdiri dari Sutta dari ke 5 Nikāya dan Kitab Vinaya yang terdiri dari peraturan disiplin monastik itu MUTLAK menjadi GURU KITA SEKARANG.
Dan tentu jika kita juga belajar memahami Dhamma dari seorang Ācārya, Guru Dhamma, para sesepuh Bhikkhu, dsb, dan apapun yang mereka ajarkan dan kita dengarkan lalu kemudian kita WAJIB untuk mengecek kembali perkataan mereka apakah sudah sesuai dengan Dhamma & Vinaya yang ada. Karena dengan begitulah, maka ajaran Buddha Sāsana tetap akan berada di koridor yang benar, tidak melenceng, murni, tidak ternoda, dan membawa manfaat sampai kapanpun kepada Makhluk Hidup yang ingin terbebas dari lautan penderitaan Saṃsāra.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

14 September 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka