තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
EMPAT KEKOTORAN DARI PERBUATAN YANG HARUS DITINGGALKAN DEMI MENGHASILKAN KEHIDUPAN YANG BAIK PADA MASA KINI MAUPUN DI MASA AKAN DATANG
Di dalam kitab Tipiṭaka pāḷi ini, dirangkum segala ajaran yang diberikan oleh Sang Bhagavā selama 45 tahun masa Pengajaran Dhamma Beliau di dunia ini. Dan seperti yang sudah pernah Penulis sampaikan, bahwa banyak latar belakang yang mendasari sebuah Ajaran Dibabarkan dan termaktum dalam Dhamma & Vinaya yang kemudian disebut sebagai Tipiṭaka, lalu kemudian, kita haruslah berusaha Open-Minded dalam mengkaji dan mempelajari segala Dhamma di dalam nya. Dalam hal ini, Sang Buddha sendiri lebih banyak berinteraksi dengan para Bhikkhu Murid Nya. Maka banyak di jumpai kalimat yang diucapkan Sang Bhagavā seperti contoh "Para Bhikkhu, dengarkanlah..", yang dalam konteks ini terkadang, Dhamma yang disampaikan dalam Sutta tertentu BUKAN HANYA DIKHUSUSKAN buat para Bhikkhu, namun juga umat awam. Demikian agar dipahami hal ini. Dan kali ini ada Sutta yang dikhususkan dan dibabarkan pada Umat Awam, dan Sutta ini cukup terkenal di kalangan Kalyāṇamitta,
Mari simak kutipan Sabda Beliau dalam Sutta berikut ini...
SIṄGĀLASUTTA
.... ‘Perumah tangga muda, adalah dengan MENINGGALKAN EMPAT KEKOTORAN PERBUATAN, dengan tidak melakukan kejahatan dari empat penyebab, dengan tidak mengikuti enam cara membuang-buang harta seseorang- dengan menghindari empat belas kejahatan ini—maka siswa Ariya mencakup enam arah, dan dengan praktik demikian menjadi seorang penakluk dari dua alam, sehingga semuanya akan berjalan lancar baginya baik di alam ini maupun di alam berikutnya, dan saat hancurnya jasmani, setelah kematian ia akan pergi ke alam bahagia, alam surga.
‘Apakah empat kekotoran perbuatan yang harus ditinggalkan? Pertama adalah membunuh, kedua adalah mengambil apa yang tidak diberikan, ketiga adalah pelanggaran seksual, keempat adalah berbohong. Ini adalah empat kekotoran perbuatan yang harus ditinggalkan.’ Demikianlah Sang Bhagavā berkata.
Dan setelah Yang Sempurna menempuh Sang Jalan berbicara, Sang Guru menambahkan:
‘Membunuh dan mencuri, berbohong,
Pelanggaran seksual, dicela oleh para bijaksana.'
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Dīghanikāya, Pāthikavagga, DN 31)
Sādhu...Sādhu...
Demikian Kutipan Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama dalam Sutta panjang diatas yang lebih dikenal di kalangan umum sebagai Sigālovāda Sutta. Sutta ini dapat berfungsi sebagai pedoman yang paling bagus untuk Umat Awam yang sedang belajar dasar-dasar ajaran di Buddha Sāsana. Dan disampaikan kembali dari Sutta diatas dan terkait pada topik pembahasan kali ini, bahwa 4 perbuatan yang sangat disarankan oleh Sang Bhagavā untuk ditinggalkan adalah Perbuatan Membunuh, Mencuri, Berzina, dan Berbohong. Ke 4 perbuatan buruk ini adalah hal paling mendasar yang seyogyanya WAJIB DITINGGALKAN bagi Umat Awam yang ingin menapaki jalan di Buddha Sāsana dengan serius. Dan tentu ini juga demi kebaikan kita sendiri jika melaksanakan Peraturan ini yang disebut sebagai Pañcasīla. Di dalam Tipiṭaka pāḷi banyak Sutta terkait hal ini yang berulang kali disampaikan dan ditekankan oleh Sang Bhagavā, karena apa?? Karena ini adalah hal yang fundamental dan krusial yang bila dilanggar akan berpotensi membawa penderitaan berkelanjutan di Saṃsāra. tentu Ajaran di Buddha Sāsana ini berfokus untuk kemudian tidak terlahir di alam manapun lagi di Saṃsāra APALAGI terlahir di alam menderita! Oleh karena itu ini sangatlah penting dan wajib dilaksanakan demi kebahagiaan kita sendiri dan makhluk lain.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
30 September 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka
