තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
BUDDHA SĀSANA INI BUKANLAH AJARAN YANG BERFOKUS PADA RITUALISTIK KOSONG DAN TAKHYUL-TAKHYUL
Pada zaman Sang Bhagavā masih hidup dan di masa saat Beliau masih membabarkan Dhamma, banyak Aliran Kepercayaan yang beragam dan tersebar di wilayah-wilayah di sekitar India kuno pada waktu itu. Kebanyakan dari Ajaran Kepercayaan pada masa itu memiliki ciri yang hampir mirip satu sama lain, yaitu mengutamakan Upacara-upacara, ritual-ritual, yang mengandung takhyul, mitos, keramat, dsb. Lalu kemudian Sang Bhagavā hadir dan memberikan Ajaran yang "Agak Lain" dibandingkan Ajaran Kepercayaan pada masa itu, Tidak ada Ritual, tidak ada upacara-upacara, takhyul kosong dsb dalam Ajaran Nya. Dan meskipun begitu, ajaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha sangatlah teramat logis dan lebih bisa diterima oleh akal sehat dibanding aliran kepercayaan sejenisnya. Sang Buddha sendiri di berbagai Sutta kitab suci (Tipiṭaka pāḷi) telah banyak memberikan pencerahan terkait kepercayaan-kepercayaan Takhyul dan sejenisnya, sekarang mari disimak penjelasan dari Sang Bhagavā terkait kepercayaan-kepercayaan ini pada kutipan Sutta dibawah ini...
(DHAMMAPADA) BUDDHAVAGGA
"Karena rasa takut,
banyak orang pergi mencari perlindungan ke gunung-gunung,
ke arama-arama (hutan buatan), ke pohon-pohon
dan ke tempat-tempat pemujaan yang dianggap keramat.
Tetapi itu bukanlah perlindungan yang aman,
bukanlah perlindungan yang utama.
Dengan mencari perlindungan seperti itu,
orang tidak akan bebas dari penderitaan.
Siapa pun yang telah berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Saṅgha,
dan yang melihat dengan kebijaksanaan benar empat kebenaran mulia ini:
Dukkha, sebab dari dukkha, akhir dari dukkha,
serta Jalan Mulia Berfaktor Delapan
yang menuju pada akhir dukkha.
Sesungguhnya Itulah perlindungan yang aman, itulah perlindungan tertinggi,
itulah perlindungan yang harus didatangi yang akan membebaskan dari segala penderitaan."
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Khuddakanikāya, Dhammapada, Dhp 188–192)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Inti ajaran ini yang sebenarnya diajarkan pada masa ketika Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama masih ada di dunia ini.
Dewasa ini, telah hadir banyak "penyelewengan" ajaran yang mengatasnamakan Ajaran Buddha, yang sudah menyimpang dari jalur yang sebenarnya dari yang Sang Buddha ajarkan. Namun, melalui pedoman pada Kitab Tipiṭaka pāḷi ini yang adalah kanon (kitab suci) paling awal dan otentik dan yang paling dekat dengan ajaran yang sebenarnya diajarkan pada masa Buddha Gotama masih eksis di dunia ini, kita menjadi tahu mana yang Dhamma Palsu dan mana yang Dhamma Sejati.
Seharusnya melalui beberapa bait Stanza dari kitab Dhammapada diatas ini saja sudah mampu memberikan pemahaman pada kita sejelas-jelasnya. Dan jikalau sudah mengetahui kebenaran ini, namun bathin masih belum bisa terima dan masih ngeyel maka tidaklah masalah, sebab adalah tidak semua makhluk bisa berjodoh baik dengan Dhamma Sejati selama mengarungi Saṃsāra ini. Dan berbahagialah yang telah mengenal dan mendalami Ajaran Buddha Sāsana yang sejati dan mempraktekkan sesuai Dhamma (dhammānudhamma), ketahuilah Jalan kita menuju pada pembebasan penderitaan ini sudah pada JALUR YANG TEPAT.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
21 September 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka
