තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
SUNGGUH SULIT MENYEBERANG KE PANTAI SEBERANG (NIBBĀNA), SELEBIHNYA HANYA MENETAP DI PANTAI SEBELAH SINI (SAṂSĀRA)
Di dalam Tipiṭaka kanon pāḷi yang adalah kitab yang paling otentik di dalam Agama Buddha, banyak dapat dijumpai beberapa puisi atau bahasa kiasan yang dikemukakan langsung oleh Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama sendiri, yang sangat mencerahkan dan mengandung makna yang mendalam bila kita kemudian cermati dan hayati dalam bathin masing-masing. Berikut ini Penulis menyertakan sebuah Sutta dari Tipiṭaka dimana terdapat sebuah bahasa kiasan atau puisi yang sarat makna mendalam, yang sejatinya bila Kalyāṇamitta ataupun rata-rata mayoritas yang "ber KTP Buddha" pasti akan familiar ketika mengetahui judul diatas, namun apakah makna dari kalimat puisi tersebut benar-benar dapat dihayati dan dijadikan perenungan untuk kita ?? Dan bukan hanya sekedar seperti burung beo yang mengucap kata-kata berulang yang kosong makna tak ada arti...
Maka mari disimak terlebih dahulu di Sutta ini :
PĀRAṄGAMASUTTA
“Hanya sedikit di antara manusia
Yang menyeberang ke pantai seberang.
Selebihnya hanya berlarian
Mondar-mandir di pantai sini.
“Ketika Dhamma dibabarkan dengan benar
Mereka yang berlatih sesuai Dhamma
Adalah orang-orang yang akan menyeberangi
Alam Kematian yang sukar diseberangi.
“Setelah meninggalkan kualitas-kualitas gelap,
Orang bijaksana harus mengembangkan kualitas-kualitas cerah.
Setelah meninggalkan rumah dan menjalani kehidupan tanpa rumah,
Di mana sukar untuk bergembira—
“Di sana dalam keterasingan ia harus mencari kegembiraan,
Setelah meninggalkan kenikmatan-kenikmatan indria.
Tanpa memiliki apa pun, orang bijaksana
Harus membersihkan dirinya dari kekotoran batin.
“Mereka yang batinnya terkembang dengan baik
Dalam faktor-faktor pencerahan,
Yang melalui ketidak-melekatan menemukan kegembiraan
Dalam melepaskan cengkeraman:
Mereka yang bersinar dengan noda-noda dihancurkan
Padam sepenuhnya di dunia ini.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Mahāvaggasaṁyutta, Maggasaṁyutta, Paṭipattivagga, SN 45.34)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Sutta diatas dalam bentuk seperti puisi yang bermakna mendalam, yang patut kita setiap umat di Buddha Sāsana ini betul-betul merenungkannya.
Sekarang realita nya adalah, setiap Makhluk Hidup telah memiliki kecenderungan yang mengarah kepada kemelekatan terhadap dunia ini di kehidupannya saat ini, dan TIDAKLAH MUDAH UNTUK MELEPASKAN DUNIAWI ini dengan segala hal nya, inilah yang dialami oleh hampir semua makhluk hidup di Saṃsāra ini. Terjebak pada ilusi duniawi ini yang fana dan ditambah kecenderungan Pandangan Salah yang telah mengakar kuat dalam bathin ini selama berada di Saṃsāra semakin menambah runyam sesorang untuk melihat kebenaran dari Dhamma. Oleh karena itu, Sabda Sang Bhagavā di Sutta ini sangatlah benar, bahwa tidak mudah seseorang dapat melangkah ke Pantai Seberang (Nibbāna), namun ini bukanlah berarti hal yang mustahil untuk digapai, sebab kita hanya perlu tekad yang kokoh dalam mendalami Ajaran Buddha Sāsana dan praktik yang benar sesuai Dhamma Sejati (dhammānudhamma), serta berkomitmen untuk terus berpraktik Dhamma apapun itu halangan dan rintangannya JANGAN TERLEPAS DARI BUDDHA SĀSANA YANG LUHUR INI, dengan begitu niscaya Pantai seberang bisa kita datangi!
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
10 Agustus 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka