Meditasi Bukan Soal Duduk Diam, Tetapi Kesadaran Setiap Saat Dalam Empat Postur Tubuh


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta

MEDITASI ITU BUKAN HANYA SOAL DUDUK DIAM SAJA, TETAPI MENGEMBANGKAN KESADARAN SETIAP SAAT DI DALAM 4 POSTUR TUBUH (BERDIRI, BERJALAN, DUDUK, BERBARING)
Sebagaimana metode-metode meditasi yang sudah sangat terkenal di manapun di belahan dunia ini, banyak dari umat awam non-Buddhis bahkan yang dari umat  Buddhis sekalipun masih mengira bahwa ketika mendengar kata "Meditasi", maka itu pasti relate dengan duduk diam lama di satu tempat berjam-jam. Memang tidak salah, namun itu kurang tepat.
Di Buddha Sāsana ini, melalui pengajaran dari Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama ; Guru agung kita, menekankan pentingnya Kesadaran setiap saat, hal ini berarti berperhatian penuh setiap saat baik dalam posisi aktivitas tubuh apapun (selain duduk). Karena sejatinya, itulah yang ditekankan oleh Sang Buddha sendiri, bahwa perhatian penuh tidak hanya dapat dibangun pada saat dalam postur Duduk saja, melainkan dapat dilakukan dalam total ada 4 postur tubuh.
Mari disimak dalam Sutta berikut ini...

MAHĀSATIPAṬṬHĀNASUTTA
.... ‘Kemudian, seorang bhikkhu, ketika sedang berjalan, MENGETAHUI BAHWA IA SEDANG BERJALAN, ketika sedang berdiri, MENGETAHUI BAHWA IA SEDANG BERDIRI, ketika sedang duduk, MENGETAHUI BAHWA IA SEDANG DUDUK, ketika sedang berbaring, MENGETAHUI BAHWA IA SEDANG BERBARING. Dalam cara bagaimanapun jasmaninya diposisikan, ia MENGETAHUINYA SEBAGAIMANA ADANYA.

‘Demikianlah ia berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal, merenungkan jasmani sebagai jasmani secara eksternal, merenungkan jasmani sebagai jasmani secara internal dan eksternal. Ia berdiam merenungkan munculnya fenomena di dalam jasmani. Ia berdiam merenungkan lenyapnya fenomena di dalam jasmani. Ia berdiam merenungkan muncul dan lenyapnya fenomena di dalam jasmani. Atau, penuh perhatian bahwa “ada jasmani” muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan kesadaran. DAN IA BERDIAM TANPA BERGANTUNG, TIDAK MELEKAT PADA APAPUN DI DUNIA INI. Dan itu, para bhikkhu, adalah bagaimana seorang bhikkhu berdiam merenungkan jasmani sebagai jasmani.’
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Dīghanikāya, Mahāvagga, DN 22)

Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Ringkasan petikan Sutta yang sangatlah terkenal di Buddha Sāsana ini, Penulis sangat menyarankan praktisi Meditator manapun untuk membaca Sutta ini untuk mendapatkan pengetahuan terkait pengembangan bathin yang diucapkan langsung dari Mulut Guru Agung kita, Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, karena sejatinya Sutta adalah sabda otentik yang langsung berasal dari Sang Buddha sendiri.
Penjelasan petikan diatas ini adalah bagian dari pengembangan bathin (meditasi) terkait pada Perhatian pada Tubuh (Kāyānupassanā) sebagai bagian dari Empat landasan perhatian (Satipaṭṭhāna) yaitu kerangka meditasi dalam Buddha Sāsana yang berfokus pada empat area kesadaran yaitu: tubuh (kāyā), perasaan (vedanā), pikiran (Cittā), dan fenomena pikiran (dhammā).
Dan tertulis dengan jelas bahwa ada 4 postur bagi seseorang yang sedang berperhatian penuh mengembangkan kesadaran terhadap Tubuh jasmani ini dengan 4 postur tubuh yaitu Berdiri, Berjalan, Duduk, Berbaring, dan dengan mengembangkan kesadaran pada setiap postur ini berarti seseorang tetap berusaha mengembangkan perhatian penuh setiap saat, sebab 4 postur ini lah yang mendominasi di gerakan tubuh manusia selama hidup nya.
Dengan melatih ini tentu sangatlah bermanfaat, sebab kita menjadi penuh penyadaran setiap saat, dan pastinya kita kemudian tidak akan berbuat sesuatu yang akan merugikan diri sendiri dan atau makhluk lain, karena Perhatian Bijak itu selalu hadir setiap saat terus menerus. dan dengan melatih ini, maka kita sedang berada di jalan yang tepat untuk mengakhiri Penderitaan dan tercapainya Nibbāna.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

28 Agustus 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka