තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
BAGI YANG MEMPRAKTEKKAN DHAMMA DAN BETUL-BETUL INGIN MENDAPATKAN HASIL DARI PRAKTEK TERSEBUT MAKA HARUSLAH MENGHINDARI KESOMBONGAN DIRI
Sungguh tidak salah bila memang Ajaran di Buddha Sāsana ini betul-betul menekankan pada kondisi bathin diri yang terbebaskan dari segala hal yang bersifat negatif, buruk, dan tidak bermanfaat untuk digenggam, Salah satunya adalah sifat pikiran egoistik atau disebut sebagai Sombong. Sifat Sombong ini langsung berkoneksi dengan doktrin tentang attā dan anattā yang paling sulit untuk mampu ditembus pengertiannya secara benar oleh Makhluk hidup, maka kemudian tidak mengherankan bila Kesombongan (māna) ini adalah salah satu belenggu (saṁyojana) yang mengikat makhluk hidup untuk terus berada di Saṃsāra, dan yang hanya betul-betul bisa di Eliminasi, dihancurkan sepenuhnya secara total ketika seseorang merealisasi tingkatan kesucian tertinggi Arahaṃtā. meskipun demikian, bagi kita yang berusaha untuk merealisasi pembebasan tertinggi, bukan berarti kita harus memelihara sikap tak baik ini, kita harus juga untuk berusaha mengurangi dan mengentaskan sifat sombong yang tampak berwujud dari diri kita ini di lingkungan kehidupan kita.
Berikut ini Sutta yang menegaskan prihal tersebut..
MĀNAKĀMASUTTA
"Di Sāvatthī. Sambil berdiri di satu sisi, devatā itu mengucapkan syair ini di hadapan Sang Bhagavā:
“Tidak ada penjinakan di sini bagi seseorang yang menggemari kesombongan,
Juga tidak ada kebijaksanaan bagi yang tidak terkonsentrasi:
Walaupun berdiam sendirian di dalam hutan, kurang waspada,
Ia tidak dapat menyeberang melewati alam Kematian.”
Sang Bhagavā:
“Setelah meninggalkan kesombongan, berkonsentrasi dengan baik,
Dengan pikiran luhur, terbebas dari segala hal:
Selagi berdiam sendirian di dalam hutan, tekun,
Ia dapat menyeberang melewati alam Kematian.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Sagāthāvaggasaṁyutta, Devatāsaṁyutta, Naḷavagga, SN 1.9)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Sutta tersebut dibabarkan ketika sesosok Devatā datang mengunjungi Sang Bhagavā dan kemudian mengucapkan kalimat Dhamma yang kemudian dipertegas oleh Sang Bhagavā kemudian.
Kalyāṇamitta, kita sebagai murid Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama yang mengikuti Ajaran Luhur Nya, wajib untuk berusaha sebisa mungkin mempraktekkan apa yang telah diajarkan oleh Guru Agung kita. Dalam konteks ini, Sifat kesombongan yang ada pada diri kita semua, wajiblah untuk disingkirkan, karena sifat itu adalah sifat buruk dan tak berlandaskan nilai-nilai luhur Dhamma, paling tidak kita berusaha untuk mengurangi sifat sombong ini yang termanifestasi ke dalam ucapan kita maupun tindakan kita yang bisa dilihat dan didengar oleh Orang-orang di sekitar kita.
Dengan konsisten, jika kita berlatih mengurangi sifat buruk ini, maka lama kelamaan sifat baik lah yang akan muncul.
Intinya kita tetap berusaha sekuat tenaga untuk membuang segala sifat-sifat buruk apapun itu dan menggantinya dengan sifat-sifat bajik, demi tercapainya cita-cita luhur kita yaitu Nibbāna.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
08 Agustus 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka