Umur Manusia Sangatlah Singkat Dan Sekejap Saja Sudah Meninggal


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta 

UMUR MANUSIA SANGATLAH SINGKAT DAN SEKEJAP SAJA SUDAH MENINGGAL, SEGERA LAKUKAN HAL YANG BERMANFAAT DAN JANGAN SIA-SIA KAN KEHIDUPAN YANG BERHARGA
Dewasa ini, manusia dengan segala kemudahan fasilitas kehidupan yang semakin mumpuni sebagai akibat dari Perkembangan Ilmu Pengetahuan & Teknologi yang semakin pesat, manusia kemudian cenderung terlena pada kehidupan yang nyaman, dan terjebak kepada pemuasan nafsu-nafsu indriawi tiada akhir dan diperparah dengan adanya pandangan bahwa hidupnya masih nyaman dan masih jauh dari kematian. Padahal realita nya, kematian dapat datang kapanpun! Dan ketika kematian tiba, maka tamatlah cerita orang tersebut di kehidupan nya di alam manusia kali ini, dan akibat kecenderungan nya yang selalu memuaskan nafsu indriawi di dalam kehidupan dan jarang atau bahkan tidak pernah melakukan hal-hal yang bajik, maka dipastikan orang tersebut kembali sekali lagi (di Saṃsāra) merasakan akibat Kamma buruk yang telah ditanam nya dan juga sebagai akibat tidak menghargai dan menjalankan kehidupan nya dengan baik dan bermanfaat.
Mari disimak dalam Sutta Sabda Sang Bhagavā berikut ini...

PAṬHAMAĀYUSUTTA
“Para bhikkhu, umur kehidupan manusia ini singkat. Seseorang harus pergi menuju kehidupan berikutnya. Seseorang harus melakukan apa yang bermanfaat dan menjalani kehidupan suci; karena seseorang yang telah dilahirkan tidak mungkin menghindari kematian. Seorang yang berumur panjang, para bhikkhu, hidup selama seratus tahun atau sedikit lebih lama.”

Kemudian Māra si Jahat mendekati Sang Bhagavā dan berkata kepada Beliau dalam syair:
“Umur kehidupan manusia adalah panjang,
Orang baik seharusnya tidak meremehkannya.
Seseorang harus hidup bagai bayi mengisap susu:
Kematian masih belum tiba.”

Kemudian Sang Bhagavā berkata :
“Umur kehidupan manusia adalah singkat,
Orang baik seharusnya meremehkannya.
Hiduplah seperti orang yang kepalanya terbakar:
Tak ada yang bisa menghindari kedatangan Kematian."
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Sagāthāvaggasaṁyutta, Mārasaṁyutta, Paṭhamavagga, SN 4.9)

Sādhu...Sādhu...
Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama ini sungguh sangat berarti dan mengandung makna yang mendalam.
Karena memang begitulah hakikat sejati nya, semua makhluk hidup sedang "diseret" menuju ke Jurang Kematian, tak ada yang mampu menghalangi dan menghindar dari kematian.
Seharusnya yang perlu dilakukan oleh orang yang bijaksana adalah terus melalukan hal-hal bajik setiap saat, setiap hari selama hidup, melalui 3 pintu (Pikiran, Ucapan, Perbuatan), jika mampu melakukan seperti itu maka tentu tiada penyesalan saat kehidupan berakhir.
Namun alangkah rugi nya jika hidup ini hanya dibiarkan berlalu begitu saja dengan hal-hal tidak bermanfaat seperti pemuasan inderawi berlebihan ditambah melakukan perbuatan-perbuatan buruk (yang mayoritas manusia lakukan saat ini). Maka janganlah salahkan siapapun bila kemudian suatu saat "Nasi telah menjadi kerak, bukan bubur lagi" mau menyesal pun tiada arti lagi sebab Pintu alam menderita telah menunggu ketika kematian tiba.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

31 Juli 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka