Selama Belum Menembus Dhamma Ini Maka Potensi Terperosok Ke Alam Rendah Tetap Terbuka


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta

SELAMA BELUM MENEMBUS DAN MEMAHAMI DHAMMA INI MAKA POTENSI UNTUK TERPEROSOK JATUH KE ALAM RENDAH TETAP AKAN TERBUKA LEBAR UNTUK SIAPAPUN TANPA KECUALI
Apa hal yang membuat kita benar-benar yakin di dalam Buddha Sāsana ini bahwa ketika kita sudah berada di Sāsana Sang Bhagavā yang luhur ini dan kita kemudian bisa berkata : "aku sudah bebas dari kelahiran di alam rendah"??!
Apakah kualitas Dāna kita ? Ataukah Sīla kita ? Atau mungkin rajin meditasi berjam-jam setiap hari?? Seorang Romo/Pandita ?? Seseorang yang memakai Jubah Bhikkhu ?? Apakah dengan melaksanakan kualitas-kualitas dan mendapat status atau memakai atribut diatas ini lantas akan mampu membebaskan kita dari terperosok ke alam rendah??! Maka Jawabannya adalah TIDAK.
Selama Makhluk belum memahami dan menembus untuk dirinya sendiri Dhamma yang luhur ini maka tetap berpotensi besar untuk masuk (terlahir-kembali) ke alam-alam rendah (alam Neraka, alam Hantu Kelaparan, alam Binatang, alam Asura).
Sekarang mari disimak dalam Sutta Sabda Sang Bhagavā berikut ini...

NIDĀNASUTTA
.... “Sungguh menakjubkan, Yang Mulia! Sungguh mengagumkan, Yang Mulia! Kemunculan-kebergantungan (Paṭiccasamuppāda) ini begitu dalam dan begitu mendalam maknanya, namun bagiku terlihat sangat jelas.”

“Tidak demikian, Ānanda! Tidak demikian, Ānanda! Kemunculan-kebergantungan (Paṭiccasamuppāda) ini dalam dan begitu mendalam maknanya. Adalah karena tidak memahami dan tidak menembus Dhamma ini, Ānanda, maka generasi ini telah menjadi seperti gulungan benang yang kusut, seperti bola benang yang kusut, seperti buluh dan gelagah yang kusut, dan tidak dapat melampaui alam kesengsaraan, alam tujuan yang buruk, alam rendah, saṁsara.

“Ānanda, ketika seseorang berdiam dengan merenungkan kepuasan dalam hal-hal yang dapat dilekati, maka ketagihan meningkat. Dengan ketagihan sebagai kondisi, maka kemelekatan [muncul]; dengan kemelekatan sebagai kondisi, maka penjelmaan [muncul]; dengan penjelmaan sebagai kondisi, maka kelahiran [muncul]; dengan kelahiran sebagai kondisi, maka penuaan-dan-kematian, kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidak-senangan, dan keputus-asaan muncul. Demikianlah asal-mula keseluruhan kumpulan penderitaan ini."
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Nidānavaggasaṁyutta, Nidānasaṁyutta, Dukkhavagga, SN 12.60)

Sādhu...Sādhu...
Demikian Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama diatas untuk penegasan terkait topik kali ini.
Kalyāṇamitta sekalian mesti memahami ini, janganlah kita dengan pemikiran yang sempit kemudian mengira bahwa kita dengan menjalankan Praktik-Praktik Dhamma dan atau mendapat status Rohaniawan atau bahkan memakai atribut Saṅgha sekalipun ini lantas akan pasti 100% mampu membebaskan seseorang dari terperosok ke alam rendah.
Karena mungkin masih banyak paham yang keliru tetap dipercaya kalangan umat Buddhis.
Ketahuilah bahwa semua kualitas praktik Dhamma yang dilakukan di kehidupan ini hanya akan meningkatkan persentase untuk tidak kemudian terlahir di alam rendah, bukan untuk mencegah 100% terlahir ke alam rendah!
Sejatinya praktik-praktik Dhamma yang dilakukan akan menjadi penyokong seseorang dalam bentuk Pāramī untuk mencapai pembebasan sejati (Nibbāna), dan bukan juga serta merta mencegah terlahir ke alam rendah, meskipun begitu, akan menjadi kualitas pendukung yang meningkatkan persentase untuk tidak terperosok ke alam rendah.
Sekarang bandingkan dengan orang-orang yang tidak menjalankan praktik Dhamma ini, orang-orang yang berpandangan Salah, pelanggar Sīla, culas, kejam, tukang korupsi, maka bagaimana dengan mereka ? Tentu dipastikan akan sangat berpeluang besar terperosok ke alam rendah setelah kematian dari alam manusia ini.
Maka Kalyāṇamitta setelah memahami hal ini, janganlah mengendurkan atau melonggarkan praktik Dhamma apapun juga agar meningkatkan potensi untuk tidak jatuh ke alam rendah sekaligus menanam Pāramī sebagai bekal suatu saat ke depan mencapai Nibbāna.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

30 Juli 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka