Tiga Jenis Penderitaan Ini Perlu Dimengerti Sebagai Dasar Untuk Praktek Dhamma


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta 

TIGA JENIS PENDERITAAN (DUKKHA) INI PERLU DIMENGERTI DAN DIPAHAMI SEBAGAI TAHAPAN DASAR UNTUK PRAKTEK DHAMMA BERKESINAMBUNGAN SELANJUTNYA
Ketika kita bicara mengenai "Penderitaan", maka apa yang terlintas di Pikiran kita mengenai penderitaan itu ? Biasanya beragam macam model pendapat dan penafsiran orang-orang awam terkait Penderitaan itu sendiri, seperti contoh : menderita karena terjatuh, menderita karena rugi di bisnis, menderita karena ditinggal pacar, menderita karena tidak dapat makan enak, dlsb. Apakah benar seperti itukah "Penderitaan" yang dimaksudkan ??
Tentu saja, beda-beda penafsiran ini sesuai pada pengertian dan pemahaman masing-masing orang, sehingga tidak ada yang benar dan juga tidak ada yang salah, karena itu berdasarkan pada pengalaman masing-masing orang.
Lalu seperti apakah Makna Penderitaan yang sesungguhnya yang dibabarkan oleh Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama ?
Maka mari kita melihat pada Sutta berikut ini...

DUKKHATĀSUTTA
“Para bhikkhu, ada tiga jenis penderitaan ini. Apakah tiga ini? Penderitaan karena kesakitan, penderitaan karena bentukan-bentukan, penderitaan karena perubahan. Ini adalah ketiga jenis penderitaan itu. Jalan Mulia Berunsur Delapan harus dikembangkan demi pengetahuan langsung pada ketiga jenis penderitaan itu, untuk memahaminya sepenuhnya, demi kehancurannya sepenuhnya, untuk meninggalkannya.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Mahāvaggasaṁyutta, Maggasaṁyutta, Esanāvagga, SN 45.165)

Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Sabda Sang Bhagavā mengenai jenis penderitaan.
sutta ini terbilang unik, karena meski sangat singkat tapi menjadi kerangka penting sebagai dasar untuk memahami keseluruhan ajaran Buddha.
Dengan ini juga kita kemudian tidak berasumsi sendiri mengenai Dukkha dengan pendapat kita yang timbul berdasarkan pengalaman pribadi kita, Sebab kita adalah Murid Sang Buddha yang mengikuti AjaranNya.
Berdasarkan Sutta diatas, maka ini adalah penjelasan 3 jenis Penderitaan yang dialami oleh semua Makhluk Hidup tanpa terkecuali adalah :

1. Dukkha-dukkhatā (Penderitaan karena Rasa Sakit Fisik/Mental)
Secara harfiah berarti jenis penderitaan yang "umum" dan nyata dialami seperti Penderitaan Fisik mencakup Sakit yang menyakitkan, seperti sakit penyakit, terluka, penuaan, termasuk juga Penderitaan mental (Bathin) seperti Kesedihan, ketakutan, putus asa.

2. Vipariṇāma-dukkhatā (Penderitaan karena Perubahan)
Secara harfiah berarti jenis Penderitaan yang muncul karena perubahan kondisi seperti kehilangan kekayaan, kehilangan keluarga (Suami, Istri, anak orang tua), kegagalan mencapai Tujuan yang diinginkan.

3. Saṅkhāra-dukkhatā (Penderitaan karena Kondisi-kondisi)
Secara harfiah berarti Penderitaan karena kondisi-kondisi yang terkondisi atau bentukan-bentukan. Ini adalah jenis dukkha yang paling halus, paling dalam, dan paling sulit dipahami. Ini merujuk pada sifat inheren dari semua fenomena yang berkondisi (saṅkhāra) sebagai tidak memuaskan.

Demikian penjelasan secara rinci mengenai ketiga jenis Penderitaan (Dukkha) ini.
Perlunya kita sebagai Murid Sang Buddha untuk lebih mengenal konsep penderitaan ini, sehingga kemudian akan timbul Pandangan Benar yang akan membuat kita memahami nya secara benar dan menjadi lebih serius dalam mempraktekkan Dhamma ajaran Sang Bhagavā yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Pada intinya Dukkha ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari Anicca dan Anattā, yang disatukan dalam kelompok yang disebut Tilakkhaṇa. maka ketika Kalyāṇamitta menjalankan Praktik Dhamma, kemudian memahami Dukkha sebagaimana adanya, maka juga akan menyambung ke pemahaman akan Anicca dan Anattā.
Begitulah penjelasan yang "Sederhana", namun pastinya diri sendiri masing-masing yang harus menembusi pemahaman sejati ini oleh diri sendiri.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

14 Juli 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka