Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
(MOMEN ĀSĀḶHA bag.3 FINAL) KHOTBAH TERAKHIR DARI SANG BUDDHA KEPADA 5 PETAPA (PAÑCAVAGGIYĀ) DAN SEMUANYA MEREALISASIKAN KESUCIAN TERTINGGI ĀRAHAṂTA
Dalam Ajaran Buddhisme, yang membuatnya unik dan menjadi salah satu hal yang membuat Ajaran ini Sinkron dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan & Teknologi (IPTEK) Sains dewasa ini adalah mengenai faktor kelogisan ajaran Buddha ini sendiri. Salah satunya adalah doktrin mengenai KeTiadaan-Diri (anattā), yang dalam bahasa awam nya di kepercayaan lain menyebut sebagai "Roh" di dalam tubuh ini.
Menurut Sains, di dalam tubuh ini hanya berisi kumpulan daging, darah, organ-organ tubuh kita seperti Jantung, Hati, dll,. Tidak ada satupun penelitian yang mengungkapkan ada "Roh" sejenisnya dalam tubuh ini, Ajaran Buddha juga sesuai dengan Sains ini, tidak ada satu bukti pun yang mengacu pada keberadaan "Roh" (Lihat Video diatas). Maka Sang Buddha juga sudah mematahkan kepercayaan pada masa itu yang dimana kepercayaan yang ada waktu itu sudah meyakini adanya "Roh" di dalam tubuh ini. Di dalam tubuh ini ada bagian unit terkecil yang disebut Rupakalapa dalam Buddhis, dalam Sains hal itu sedang diteliti dan belum dijumpai dan menunggu diungkap, namun Sains dewasa ini telah membuktikan bahwa ada partikel lebih kecil dibanding Atom yaitu Quark dan kedepan akan diteliti lebih lanjut oleh peneliti mengenai objek yang lebih kecil lagi.
Sekarang, kita membahas mengenai Khotbah Sang Buddha terkait anattā yang pertama kali diajarkan kepada 5 petapa (pañcavaggiyā).
Mari disimak Sutta berikut ini..
ANATTALAKKHAṆASUTTA
“Jasmani (Rūpa), para bhikkhu, adalah bukan diri. Jika jasmani adalah diri, jasmani ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Akan mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan jasmani, ‘Jasmani ini demikian. Jasmani ini tidak demikian.’ Tetapi karena jasmani bukan diri, jasmani membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan jasmani, ‘jasmani ini jadi demikian. Jasmani ini tidak jadi demikian.’
“Perasaan (Vedanā) adalah bukan-diri … … Persepsi (Saññā) adalah bukan-diri … Bentukan-bentukan kehendak (Saṅkhāra) adalah bukan-diri ... Kesadaran (Viññāṇa) bukanlah diri. Jika kesadaran adalah diri, kesadaran ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Adalah mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, ‘Kesadaranku demikian. Kesadaranku tidak demikian.’ Tetapi karena kesadaran bukan diri, kesadaran membiarkan dirinya menjadi tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, ‘Kesadaranku jadi demikian. Kesadaranku tidak jadi demikian.’
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Khandhavaggasaṁyutta, Khandhasaṁyutta, Majjhimapaṇṇāsaka, Upayavagga, SN 22.59)
Sādhu...Sādhu...
Demikian uraian secara singkat dari Sutta diatas, Kalyāṇamitta dapat membaca uraian secara lengkap di Situs Internet yang tersedia Sutta tersebut.
Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama telah menguraikan dengan jelas di Sutta diatas bahwa yang disebut lima gugusan pembentuk kehidupan (pañcakkhandha) atau lima gugus pelekatan (pañcupādānakkhandhā) adalah bukan diri.
Lima gugusan tersebut adalah:
1. Gugusan Jasmani (Rūpakkhandha)
2. Gugusan Perasaan (Vedanākkhandha)
3. Gugusan Persepsi (Saññākkhandha)
4. Gugusan Bentukan-bentukan kehendak (Saṅkhārakkhandha)
5. Gugusan Kesadaran (Viññāṇakkhandha)
Demikianlah diterangkan oleh Beliau bahwa dalam setiap Makhluk hidup selalu tersusun dari 5 Khandha ini yang secara umum dikenal sebagai faktor-faktor batin dan jasmani (nāmarūpa) Faktor Bathin : perasaan, persepsi, bentukan kehendak, kesadaran dan Faktor Jasmani.
Meskipun begitu, Terkecuali makhluk hidup bersel 1 hanya memiliki rūpakkhandha tidak mempunyai Bathin (4 Khandha) dan makhluk_Brahmā_ di salah satu alam Arūpa-Loka hanya memiliki Bathin (4 Khandha) tanpa memiliki rūpakkhandha.
Jadi Kalyāṇamitta, meskipun kita memiliki ke 5 Khandha ini bagaimanapun Sang Bhagavā menjelaskan bahwa itu semua tidak layak disebut sebagai ini ‘Ini milikku. Ini diriku. Ini aku.' Sebab itu semua adalah tidak kekal, selalu berubah, dan mengandung penderitaan.
Kemelekatan dapat ditinggalkan bila kita melihat ke 5 Khandha sebagai 'bukan milikku. bukan diriku. bukan aku.’
Oleh karena itulah seseorang yang telah bebas sepenuhnya dari noda-noda bathin (ārahaṃta) tidak melekat pada apapun lagi.
Demikianlah ketika Khotbah yang luar biasa dari Sang Buddha ini dibabarkan pada ke 5 petapa (pañcavaggiyā), ke 5 petapa akhirnya merealisasi kesucian tertinggi. Dengan begitu, saat itu sudah ada 6 ārahaṃta di dunia ini dan juga momen terbentuknya Tiratana (Buddha, Dhamma, Saṅgha).
Dengan pernyataan kebenaran ini semoga Kalyāṇamitta yang membaca ini dapat mencapai Nibbāna!
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
11 Juli 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka