තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
(MOMEN ĀSĀḶHA bag.1) BAHKAN ENTITAS YANG DIANGGAP ADI-KODRATI OLEH KEPERCAYAAN BRAHMANISME BERLUTUT DAN MEMOHON PENGAJARAN DHAMMA DI HADAPAN SANG BUDDHA
Sudah menjadi ketetapan umum di mayoritas aliran kepercayaan atau agama yang ada untuk meyakini sesosok entitas yang "Maha Kuasa, Maha Esa," dianggap sebagai pencipta segala sesuatu, "yang ada dan yang tetap ada" dan apapun itu julukannya tergantung setiap aliran kepercayaan/Agama karena beda penafsiran itu sendiri. Yang dibahas sekarang adalah konteks pencipta dalam Agama kepercayaan pada zaman Sang Buddha 2600 tahun yang lalu, yaitu Agama Brahmanisme, agama yang memuja Brahmā sebagai entitas kosmologi tertinggi. Brahmā dalam kitab Ṛgveda dan Upanishad sendiri dianggap dewa pencipta tertinggi, setara dengan konsep Tuhan di Monoteistik. Beliau adalah dewa personal yang merupakan bagian dari Trimurti (Brahmā, Viṣṇu, Śiva). Begitulah penggambaran singkat nya berdasarkan Kitab Brahmanisme.
Lalu bagaimana bila sosok yang dipuja-puja, disembahyangi, diberikan Kurban, Maha Kuasa, dan ditakuti manusia itu, malah berlutut di hadapan Sang Buddha dan menghormat serta memohon Sang Buddha mengajarkan Ajaran dari Sang Buddha itu sendiri ???
Mari disimak dalam Sutta berikut ini :
BRAHMĀYĀCANASUTTA
.... "Kemudian Brahmā Sahampati, setelah dengan pikirannya sendiri mengetahui perenungan Sang Bhagavā, berpikir: "Aduh, dunia ini sudah tersesat! Aduh, dunia ini segera musnah, karena Sang Tathāgata, Sang Arahant, Yang telah mencapai Pencerahan Sempurna, condong pada hidup dengan nyaman, tidak mengajarkan Dhamma." Kemudian, segera seperti seorang kuat merentangkan lengan yang tertekuk atau siku yang terentang, Brahmā Sahampati lenyap dari alam Brahmā dan muncul kembali di depan Sang Bhagavā. Ia merapikan jubah di atas satu bahu, BERLUTUT dengan kaki menyentuh tanah, merangkapkan tangan sebagai penghormatan kepada Sang Bhagavā, dan berkata kepada Beliau: “Yang Mulia, mohon Bhagavā sudi mengajarkan Dhamma; mohon Yang Sempurna mengajarkan Dhamma. Ada makhluk-makhluk dengan sedikit debu di mata mereka yang akan jatuh jika mereka tidak mendengar Dhamma. Akan ada orang-orang yang memahami Dhamma.”
"Itu adalah apa yang dikatakan oleh Brahmā Sahampati. Setelah mengatakan hal ini, ia lebih jauh lagi mengatakan:
"Di masa lalu, muncul di antara orang-orang Magadha
Dhamma tidak murni yang ditemukan oleh mereka yang masih ternoda.
Bukalah pintu ini yang menuju Tanpa-Kematian! Biarkan mereka mendengar Dhamma yang ditemukan oleh Yang Tanpa Noda.
“Bagaikan seseorang yang berdiri di puncak gunung Dapat melihat orang-orang di segala arah di bawahnya,
Demikian pula, O Yang Bijaksana, Mata Universal, Naiklah ke istana yang terbuat dari Dhamma,
Dengan diriMu terbebas dari kesedihan, lihatlah orang-orang Tenggelam dalam kesedihan, tertekan oleh kelahiran dan kerusakan.
“Bangkitlah, O Pahlawan, pemenang dalam pertempuran!
O Pemimpin karavan, yang bebas dari hutang, mengembaralah di dunia ini.
Ajarilah Dhamma, O Bhagavā:
Akan ada di antara mereka yang memahami.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Sagāthāvaggasaṁyutta, Brahmasaṁyutta, Paṭhamavagga, SN 6.1)
Sādhu...Sādhu...
Kita sudah mengetahui sekilas pengetahuan mengenai Brahmā ini diatas, beliau dianggap sebagai Pencipta oleh pengikut agama Brahmanisme, dalam Konteks ini perlu dijelaskan bahwa Brahmā itu sangat banyak, bukan cuma 1. Dalam keyakinan Kosmologi Buddhis mereka tinggal di alam Surga Rūpa-Loka, dan Brahmā Sahampati ini adalah salah satu penghuni alam surga di Rūpa-Loka yang memiliki pengaruh dan kekuasaan.
Dalam peristiwa Sutta diatas, Sang Buddha pada awal momen setelah Pencerahan Sempurna ini ragu untuk mengajarkan Dhamma karena akan sulit dimengerti dan dipahami oleh Makhluk, namun Brahmā Sahampati mengetahui hal ini dan segera memohon agar Sang Buddha mengajarkan Dhamma.
Lihatlah sendiri dari peristiwa ini bahwa betapa mulia nya seorang Sammāsaṃbuddha hingga sesosok entitas yang diyakini sebagai adi-kodrati dan dipuja-puja para makhluk sampai berlutut memohon dihadapan Nya!!Tentu peristiwa ini sangat mencengangkan apalagi bagi penganut kepercayaan Brahmanisme pada saat itu.
Maka disini Kalyāṇamitta, perlu ditekankan bahwa sesungguhnya TIADA ENTITAS APAPUN ITU yang dapat bersanding dengan seorang Sammāsaṃbuddha, maka janganlah kemudian kita me-nomordua kan Beliau, atau menganggap Beliau sekelas Nabi pembawa ajaran, utusan entitas, dsb. Semua Pandangan itu adalah tidak berdasar dan DIBANTAH atau DIPATAHKAN dengan Sutta diatas.
Peristiwa Sutta ini juga kemudian menjadi tonggak awal Momen terjadinya peristiwa Āsāḷha dimana Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama memutar Roda Dhamma (Mengajarkan Dhamma) pertama kali di dunia kepada 5 orang pertapa (Pañcavaggiyā) di taman rusa Isipatana, adalah Dhamma yang kita kenal dan pelajari saat ini, dan akan dibahas pada esok hari.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
09 Juli 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka