Umat Buddha Sejati Tidak Mengejar Surga


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta 

UMAT BUDDHA SEJATI TIDAK MENGEJAR DUNIA AKHIRAT SEPERTI SURGAWI TETAPI FOKUS PADA PENGEMBANGAN BATHIN INI YANG AKAN MELAMPAUI KONDISI SURGAWI
Sejauh yang Penulis jumpai, para Kalyāṇamitta di Buddha Sāsana ini. Sangat jarang ditemukan seseorang yang ingin fokus terlahir kembali di surga tertentu dalam kosmologis Buddhis, hal ini menunjukkan bahwa Surga itu bukan menjadi Prioritas kita Umat Buddha Sāsana. Dan bahkan kalau bisa dibilang lebih tegas lagi, "Surga itu tidak ada harga dirinya di dalam Buddha Sāsana," hanyalah sekedar tempat persinggahan sementara yang TIDAK KEKAL dan HANYA MENGHABISKAN TABUNGAN KAMMA BAIK KITA DI SAṂSĀRA.
Alam Surga yang dikatakan sebagai tempat yang penuh kesenangan itu tidak untuk diributkan, diperdebatkan, bahkan diperebutkan seperti yang kita jumpai di aliran Kepercayaan lain, akan tetapi Hal terpentingnya adalah bilamana kita dapat berpraktik Dhamma, menjalankan hidup sesuai nilai-nilai Dhamma, membangun diri dengan benar, kita akan mendapatkan buah yang baik sesuai dengan faktor-faktornya.
Mari simak Sabda Sang Bhagavā terkait hal ini....

LOKAVAGGA
Pathabyā ekarajjena,
saggassa gamanena vā;
Sabbalokādhipaccena,
sotāpattiphalaṁ varaṁ.
"Ada yang lebih baik
daripada kekuasaan mutlak atas bumi,"
daripada pergi ke surga,
atau daripada memerintah seluruh dunia,
yakni hasil kemuliaan dari seorang suci yang telah memenangkan arus (sotapatti-phala)".
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Khuddakanikāya, Dhammapada, Dhp 178)

Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Stanza dari kitab Dhammapada diatas mempertegas posisi Umat Buddha Sāsana bahwa kita Tidak mengejar kehidupan Surgawi.
Stanza ini menyoroti keunggulan spiritual dari pencapaian Sotapatti phala dibandingkan dengan kenikmatan duniawi atau surgawi. Dengan pencapaian Kesucian Sotāpanna, maka Makhluk tersebut dipastikan akan mencapai Nibbāna sekurang-kurangnya 7 kehidupan akan datang.
Dengan hal ini maka Kelahiran di surga (sagga), seperti alam dewa (deva-loka) manapun TIDAK ADA SPESIAL-SPESIALNYA dan adalah hasil dari perbuatan baik (Kusala Kamma), seperti kedermawanan (Dāna) dan moralitas (Sīla). Namun, surga juga bersifat sementara dan masih merupakan bagian dari Saṃsāra (siklus kelahiran kembali).
Memang Surga menawarkan kenikmatan yang jauh lebih besar daripada dunia manusia, tetapi itu semua tetaplah TIDAK KEKAL dan pada waktunya umur penghuni surga akan berakhir ketika karma baik mereka berakhir. Stanza ini sekali lagi menegaskan bahwa surga bukanlah tujuan utama umat Buddha Sāsana.
Jadi untuk para Kalyāṇamitta ketahui, bahwa kemudian jika barang siapa ada yang mengaku sebagai "Ajaran Buddha" namun "terlalu" memprioritaskan kelahiran ke surga, bahkan tidak mengenal konsep Nibbāna. maka itu bukanlah Dhamma Sejati seperti yang dibabarkan oleh Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, tetapi hanyalah Dhamma Palsu atau Dhamma Tiruan "Saddhamma Patirūpaka" yang adalah tidak berguna dan tidak bermanfaat sama sekali untuk pelepasan agung dari Saṃsāra.
Maka, mari kita tingkatkan pembelajaran dan praktik sesuai Dhamma Sejati ini sebagai bekal Pāramī kita untuk pencapaian Magga, Phala dan Nibbāna.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

29 Mei 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka