තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
AJARAN BUDDHA SĀSANA INI SEBENARNYA ADALAH AJARAN KEPERCAYAAN YANG ANTI-RITUALIS
Di dalam Buddha Sasana yang adalah Dhamma Sejati berdasarkan pada Tipiṭaka ini, kita sejatinya tidak memiliki segala bentuk Ritual Kosong yang tak bermakna apapun.
Bahkan jika benar-benar mengacu pada Ajaran paling awal yaitu Early Buddhism, adalah Tidak Mungkin dijumpai segala macam bentuk Ritual untuk pencapaian Tingkatan Spiritual yang dalam hal ini adalah pencapaian Kesucian (Ariya Puggala). Jadi menurut konteks EBT yang mengacu pada 4 Nikaya paling awal yang Paling Otentik adalah tidak mungkin ada Ritual-ritual yang disarankan oleh Sang Bhagavā sendiri untuk pencapaian-pencapaian adi-duniawi, meskipun tak dipungkiri, Sang Bhagavā juga ada mengajarkan cara-cara terlahir di alam Bahagia, namun praktik-praktik tersebut selaras-berkesinambungan juga untuk pencapaian Nibbāna, yaitu praktik Dāna dan Sīla sebagai penopang praktik yang lebih tinggi.
Mari kita simak penegasan Sang Bhagavā mengenai topik kali ini...
MAGGA SUTTA
.... “Para bhikkhu, pada suatu ketika Aku sedang menetap di Uruvelā di tepi sungai Nerañjarā di bawah pohon Banyan Penggembala tidak lama setelah mencapai pencerahan sempurna. Kemudian, selagi Aku sedang sendirian dalam keterasingan, suatu perenungan muncul dalam pikiranKu sebagai berikut:
'ini adalah jalan langsung untuk pemurnian makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan ratapan, untuk lenyapnya kesakitan dan kesedihan, untuk pencapaian jalan sejati, untuk penembusan Nibbāna – yaitu, empat landasan perhatian.'
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Samyuttanikāya, Mahāvaggasaṁyutta, Satipaṭṭhānasaṁyutta, Amatavagga, SN 47.43)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah dengan jelas disabdakan oleh Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, bahwa 4 landasan perhatian (cattāro satipaṭṭhānā) adalah "jalan langsung untuk pemurnian makhluk-makhluk" (ekāyano maggo).
Dan hal ini berarti secara langsung menjelaskan bahwa Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariyo Aṭṭhaṅgiko Maggo) adalah Satu-satu nya jalan menuju Nibbāna, dan Satipaṭṭhāna ini adalah intisari praktis dari Jalan Mulia Berunsur Delapan, khususnya unsur Sammā Sati (Perhatian Benar).
Satipaṭṭhāna sebagai "Jalan Langsung" ini berarti menegaskan bahwa ini adalah jalan yang Tidak berBelit-belit : Tidak terjebak dalam spekulasi filosofis ataupun ritual.
Maka setelah mengetahui hal ini, Kalyāṇamitta menjadi lebih paham apa yang dijelaskan oleh Sang Bhagavā, Guru agung para dewa dan manusia, bahwasannya apabila hanya bisa bersembahyang pagi-siang-malam, baca mantra, sembah sujud 1001 kali, koleksi amulet, padakkhina situs Buddhis 3x sehari, dan lain sebagainya Praktik Ritual "kekinian" itu TIDAK ADA YANG MAMPU LANGSUNG MEMBAWA KE NIBBĀNA selain jalan yang telah disebutkan diatas.
Inilah yang sebenar-benarnya disebut sebagai ajaran Sang Bhagavā yang murni, adalah Dhamma Sejati, yang berasal dari Sabda Beliau langsung. Jadi tidaklah perlu diragukan lagi Dhamma ini, apalagi dengan "memodifikasi" dan merubahnya kemudian yang akan berpotensi menjadi Dhamma palsu alias Dhamma Tiruan.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
30 Mei 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka
