Tidak Ada Makhluk yang Bisa Lari Dari Akibat Kamma


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta

TIDAK ADA MAKHLUK YANG BISA LARI DARI AKIBAT KAMMA, MESKIPUN MAKHLUK TERSEBUT ADALAH SEORANG ARAHAṂTĀ YANG TELAH TERBEBAS DARI NODA-NODA BATHIN
Kita sebagai umat yang berada di dalam Buddha Sāsana yang luhur ini perlu untuk merenungkan pada Akibat Kamma yang bisa datang kapanpun tanpa kita sadari. Kita semua sejatinya telah lahir di Saṃsāra ini dengan waktu yang TAK TERHITUNG lagi, dan dengan kilesa kita sendiri yang kita bawa-bawa di sepanjang kehidupan yang tak terhitung tersebut, ENTAH KAMMA BURUK apa yang sudah kita lakukan di masa lalu! Dan Kamma-Kamma buruk tersebut mungkin "sedang menanti" sebab dan kondisi agar dapat berbuah pada kehidupan ini atau kehidupan akan datang! Kita tak akan mampu mengetahui nya! Bukankah ini sangat mengerikan ?
Kita mengetahui sebuah cerita yang cukup terkenal mengenai kisah Murid Utama Sang Bhagavā (Agga Savaka) Bhante Maha Moggallana yang terkenal akan kesaktiannya yang No.2 setelah Sang Buddha, yang parinibbāna dengan cara dibunuh dengan kejam yang hal ini dikarenakan akibat Kamma masa Lampau nya berbuah.
Mari disimak penjelasan dalam kitab Penjelas Makna Dhammapada berikut ini :

MAHĀMOGGALLĀNATTHERAVATTHU
.... "Kepada mereka Sang Buddha kemudian mengatakan, : “Para bhikkhu pada kehidupan saat ini beliau (Bhante Maha Moggallana) hidup dengan kemuliaan (Seorang Arahaṃtā)  sehingga beliau tidak akan mengalami kematian lagi. (telah Padam "parinibbāna")
Akan tetapi pada kehidupan yang lampau ia telah melakukan kejahatan besar terhadap kedua orang tuanya yang buta kedua-duanya. Pada awalnya beliau adalah seorang anak berbakti, tetapi setelah ia menikah, istrinya membuat permasalahan, istrinya mendorong agar ia berpisah dengan orang tuanya.
Kemudian ia membawa kedua orang tuanya yang buta pergi ke hutan dengan pedati, di sana kedua orang tuanya dibunuh dengan cara dipukul. Sebelumnya, dengan tipu muslihat ia meyakinkan kedua orang tuanya, seolah-olah mereka akan dibunuh oleh penjahat. Untuk perbuatan jahat yang dilakukannya ini, ia telah menderita di alam neraka untuk waktu lama, dan pada kehidupan saat ini beliau harus mengalami kematian di tangan perampok. Tentunya dengan melakukan perbuatan jahat terhadap mereka yang tidak jahat, seseorang pasti akan menderita karenanya.”
(Dikutip dari : Dhammapada Aṭṭhakathā Stanza 137, 138, 139, 140)_
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair Dhammapada 137, 138, 139, dan 140 berikut ini:
DAṆḌAVAGGA
"Seseorang yang menghukum mereka yang tidak patut dihukum dan tidak bersalah,
akan segera memperoleh salah satu di antara sepuluh keadaan berikut:
Ia akan mengalami penderitaan hebat, kecelakaan, luka berat, sakit berat, atau bahkan hilang ingatan.
Atau ditindak oleh raja,
atau mendapat tuduhan yang berat,
atau kehilangan sanak saudara,
atau harta kekayaannya habis.
Atau rumahnya musnah terbakar,
dan setelah tubuhnya hancur,
orang bodoh ini akan terlahir kembali di alam neraka.
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Khuddakanikāya, Dhammapada, Dhp 137 - 140)

Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Bait Dhammapada beserta cerita dari kitab Penjelas Makna nya diatas.
Kalyāṇamitta, Inilah kebenaran sebagaimana adanya, pahamilah bahwa kita akan mendapatkan balasan dari apa pun yang kita lakukan. tidak ada yang mampu menghindari akibat kamma yang akan datang. dari cerita diatas sudah jelas bahwa Bhante Maha Moggallana yang seorang Arahaṃtā maha sakti saja tetap menerima balasan Kamma akibat membunuh orang tua nya di kehidupan lampau nya.
Maka tidak tertutup kemungkinan juga, kita sendiri akibat perbuatan kita di masa lampau maka berpotensi mendapat "hal-hal tidak terduga" saat ini sebagai konsekuensi nya.
Maka setelah mengetahui hal ini, selayaknya para Kalyāṇamitta bisa lebih bijaksana menyikapi kejadian-kejadian keji seperti pelanggaran Sīla ke 1 yang terjadi di sekitar kita, mungkin banyak "ketidak-adilan" yang terlihat namun pastinya kita tidak tahu cara kerja Kamma ini kecuali seorang  Sammāsaṃbuddha yang mampu mengetahui secara detail.
Oleh karena itu, umat Buddha Sāsana yang bijak tidak menggerutu seperti ini : "dia sudah baik semasa hidup tapi kenapa dibunuh?!", "beliau selalu menolong orang dan binatang tapi kenapa dibunuh dengan kejam?!", dlsb.
Karena sudah jelas, berdasarkan cerita di atas, semua nya ini terjadi karena pengaruh Hukum Kamma, Hukum yang paling adil di semesta ini.
~Semoga makhluk apapun yang meninggal dengan cara keji akibat perbuatan makhluk lain dapat menerima dengan lapang dan tenang-seimbang akibat berbuahnya Kamma Masa lampau, dan kemudian semoga di kehidupan mendatang segera dapat memetik akibat Kamma Baiknya dan dapat berjumpa ajaran Buddha Sāsana kemudian dapat mempraktekkan ajaran hingga menembus  Nibbāna.
Dan kepada Makhluk yang melakukan perbuatan keji pelanggaran Sīla ini, sesungguhnya tiada tempat aman untuk berlindung di Saṃsāra dari kejaran Balasan Kamma Buruk yang telah dilakukan.~

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

12 Juni 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka