Semua Makhluk Membawa Kilesa di Setiap Kehidupan

 

Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta 

SEMUA MAKHLUK HIDUP TANPA TERKECUALI MEMBAWA SERTA KILESA (PENGOTOR BATHIN) DI DALAM BATHIN MEREKA DI SETIAP KELAHIRAN KE KELAHIRAN BERIKUTNYA
Pernahkah Kalyāṇamitta sekalian melihat secara langsung "wujud"/manifestasi dari kilesa di makhluk hidup selain manusia ? Tentu saja kita yang menjalankan ajaran di Buddha Sāsana ini mengetahui betul bagaimana sikap-sikap yang termanifestasi dari Kilesa yang ada pada manusia pada umumnya, namun dalam Video di atas, bisa kita lihat sendiri, bagaimana makhluk Binatang/Hewan, yang baru lahir ini saja sudah memiliki kilesa sedemikian akut, mendorong (mengeliminasi) sesama kerabat nya keluar dari sangkar demi tujuan agar dia memperoleh makanan dari induk bagi seorang dirinya saja tanpa berbagi. Di dalam Istilah Biologis kasus ini disebut Obligate Siblicide, ataupun Facultative Siblicide,
Tetapi bila ditinjau menurut  Buddha Sāsana sudah jelas bahwa inilah wujud dari kilesa Lobha (Keserakahan) dan dosa (kebencian) itu sendiri. Lalu pertanyaannya Bagaimana bisa makhluk yang baru lahir seperti ini sudah memiliki Kilesa demikian ??
Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, telah menyatakan dengan jelas kepada kita, bahwa setiap makhluk penghuni Saṃsāra ini selama belum merealisasi pencerahan, maka tetap akan memiliki kilesa ini dalam bathin mereka yang sudah mereka bawa dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya yang tiada akhir.
Mari kita simak apa sabda Sang Buddha di Sutta berikut ini...

PAṬHAMAANUSAYASUTTA
“Para bhikkhu, ada tujuh kecenderungan tersembunyi ini. Apakah tujuh ini? Kecenderungan tersembunyi pada nafsu indriawi, kecenderungan tersembunyi pada penolakan, kecenderungan tersembunyi pada pandangan, kecenderungan tersembunyi pada keragu-raguan, kecenderungan tersembunyi pada keangkuhan, kecenderungan tersembunyi pada nafsu terhadap penjelmaan, dan kecenderungan tersembunyi pada ketidak-tahuan. Ini adalah ketujuh kecenderungan tersembunyi itu.”(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Aṅguttaranikāya, Sattakanipāta, Paṭhamapaṇṇāsaka, Anusayavagga, AN 7.11)

Sādhu...Sādhu...
Demikianlah disabdakan oleh Sang Bhagavā terkait kilesa yang halus dan tersembunyi dalam bathin setiap makhluk di Saṃsāra tanpa terkecuali.
Sekarang mari kita bahas satu persatu poin-poin model kilesa tersebut.
1. Kāmarāgānusayo (Kecenderungan Nafsu Indria): 
• Merujuk pada kecenderungan laten untuk terikat pada kenikmatan indria (kāma), seperti pemandangan, suara, bau, rasa, dan sentuhan.
• Ini adalah bentuk laten dari rāga (nafsu), yang dapat muncul sebagai keinginan (taṇhā) saat bertemu dengan obyek indria.
• Contoh: Bahkan tanpa stimulus langsung, seseorang mungkin memiliki kecenderungan untuk mencari kenikmatan indria.
2. Paṭighānusayo (Kecenderungan Kebencian):
• Merujuk pada kecenderungan laten untuk merasa kesal, marah, atau benci (dosa) terhadap obyek atau situasi yang tidak menyenangkan.
• Ini adalah bentuk laten dari dosa, yang dapat memicu kemarahan saat kondisi tertentu terpenuhi.
• Contoh: Seseorang mungkin tidak sedang marah, tetapi memiliki kecenderungan untuk mudah tersinggung.
3. Diṭṭhānusayo (Kecenderungan Pandangan Salah):
• Merujuk pada kecenderungan laten untuk mempercayai pandangan salah (micchā-diṭṭhi), seperti keyakinan pada “diri” permanen (sakkāya-diṭṭhi) atau ritual yang tidak bermanfaat.
• Ini terkait dengan moha (delusi), yang memperkuat ketidaktahuan tentang Empat Kebenaran Mulia.
• Contoh: Seseorang mungkin secara tidak sadar mempercayai adanya “diri” meskipun telah mendengar ajaran anatta.
4. Vicikicchānusayo (Kecenderungan Keraguan):
• Merujuk pada kecenderungan laten untuk ragu-ragu (vicikicchā) terhadap Buddha, Dhamma, Sangha, atau jalan menuju pembebasan.
• Ini juga terkait dengan moha, yang menghambat keyakinan (saddhā) dan kemajuan spiritual.
• Contoh: Keraguan tentang efektivitas meditasi atau kebenaran Dhamma.
5. Mānānusayo (Kecenderungan Kesombongan):
• Merujuk pada kecenderungan laten untuk merasa lebih unggul, setara, atau lebih rendah (māna) dibandingkan orang lain.
• Ini adalah bentuk halus dari moha dan rāga, yang mempertahankan ego.
• Contoh: Membandingkan diri dengan orang lain secara tidak sadar, meskipun tidak diungkapkan.
6. Bhavarāgānusayo (Kecenderungan Nafsu akan Keberadaan):
• Merujuk pada kecenderungan laten untuk menginginkan kelahiran kembali atau keberadaan (bhava) di alam yang lebih tinggi, seperti alam dewa atau brahma.
• Ini adalah bentuk rāga yang lebih halus, yang tetap ada bahkan pada praktisi tingkat lanjut.
• Contoh: Keinginan untuk mencapai keberadaan alam kelahiran yang lebih baik di kehidupan mendatang.
7. Avijjānusayo (Kecenderungan Ketidaktahuan):
• Merujuk pada kecenderungan laten untuk tidak memahami Empat Kebenaran Mulia atau realitas sejati (avijjā).
• Ini adalah akar dari semua kilesa dan anusaya, yang mendorong siklus Saṃsāra.
• Contoh: Ketidaktahuan tentang anicca, dukkha, dan anatta yang mendasari semua tindakan.

Itulah penjelasan dengan detail mengenai sifat-sifat dari kecenderungan Kilesa halus yang tersembunyi di dalam bathin ini.Dengan adanya penjelasan Topik ini serta didukung bukti Video diatas, maka kita seharusnya semakin memiliki Saddhā yang kokoh terhadap ajaran Guru Agung kita Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, bahwa apa yang disabdakan oleh Beliau itu adalah kebenaran mutlak. dan sekaligus juga untuk mengingatkan kita kembali bahwa kita masih memiliki Kilesa ini dalam bathin kita, dan kita harus berjuang untuk mengentaskan, menghapus segala macam Kilesa Pengotor Bathin ini hingga tak tersisa lagi hingga akhirnya tercapailah Nibbāna.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

24 Mei 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka