Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
PERENUNGAN YANG WAJIB DILAKUKAN SETIAP HARI ADALAH BAHWA KITA PASTI MENGALAMI SAKIT YANG TIDAK DAPAT DIHINDARI
Tentu sudah diketahui dengan baik oleh kita para Kalyāṇamitta yang berada di Buddha Sāsana ini, bahwa mengalami Sakit akibat penyakit yang menerpa tubuh kita ini adalah sebagai suatu bentuk Penderitaan (Dukkha).
Sejujurnya Kalau kita ditanya, mau sehat ataukah mau sakit? Maka orang yang waras manapun tentu akan menjawab menginginkan kesehatan terus alias tidak pernah sakit. Namun apakah benar memang bisa terjadi demikian ??? Tentu tidak.!
Tubuh kita ini di dalam pandangan Buddha Sāsana, adalah "Bukan Milik" kita, oleh karena nya kita tak bisa benar-benar mengontrol Tubuh kita untuk jangan sakit ini dan itu atau sakit tertentu. Penyakit bisa saja datang kapanpun menyerang tubuh kita.
Akan tetapi, sudah tahu begitu, masih ada orang yang suka "cari penyakit," tidak menjaga tubuh dengan baik, bertindak sembrono sesuka hati, "merasa sangat sehat mampu hidup 1001 tahun lagi", yang dimana dari model ketidakwaspadaan ini lah akan berpeluang mendatangkan penyakit itu sendiri.
Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, menyarankan kita untuk melakukan perenungan pada kebenaran tentang sakit ini, mari disimak pada Sutta berikut...
ABHIṆHAPACCAVEKKHITABBAṬHĀNASUTTA
“Para bhikkhu, ada lima tema ini yang harus sering kali direnungkan oleh seorang perempuan atau laki-laki, oleh seorang perumah tangga atau seorang yang meninggalkan keduniawian.
Apakah lima ini?
Seorang perempuan atau laki-laki, seorang perumah tangga atau seorang yang meninggalkan keduniawian, harus sering kali merefleksikan sebagai berikut: ‘Aku tunduk pada penyakit; aku tidak terbebas dari penyakit.’
“Dan demi manfaat apakah maka seorang perempuan atau laki-laki, seorang perumah tangga atau seorang yang meninggalkan keduniawian, harus sering kali merefleksikan sebagai berikut: ‘Aku tunduk pada penyakit; aku tidak terbebas dari penyakit’? Dalam keadaan sehat makhluk-makhluk dimabukkan oleh kesehatan mereka, dan ketika mereka dimabukkan oleh kesehatan mereka maka mereka melakukan perbuatan salah melalui jasmani, ucapan, dan pikiran. Tetapi ketika mereka sering kali merefleksikan tema ini, maka kemabukan pada kesehatan akan sepenuhnya ditinggalkan atau berkurang. Adalah demi manfaat ini maka seorang perempuan atau laki-laki, seorang perumah tangga atau seorang yang meninggalkan keduniawian, harus sering kali merefleksikan sebagai berikut: ‘Aku tunduk pada penyakit; aku tidak terbebas dari penyakit.’
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Aṅguttaranikāya, Pañcakanipāta, Dutiyapaṇṇāsaka, Nīvaraṇavagga, AN 5.57)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, mengenai perenungan yang sewajarnya kita umat Buddha laksanakan setiap harinya.
Byādhi-dhammomhi, byādhiṃ anatīto
(Saya tunduk pada penyakit, tidak luput dari penyakit).
Dengan dilakukan nya perenungan ini, maka akan menumbuhkembangkan kebijaksanaan kita bahwa Penyakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan jasmani. Perenungan ini akan membantu mengurangi keluh kesah (kegalauan) dan mendorong penerimaan terhadap sifat rapuh tubuh.
Disamping itu, kita juga akan memiliki pengertian benar dan Mengurangi kesombongan atas kesehatan serta menumbuhkan belas kasih (karuṇā) pada mereka yang sakit.
Di dalam kitab Penjelas Makna, Manorathapūranī dijelaskan bahwa refleksi ini juga membantu praktisi melihat tubuh sebagai Rupakalapa (unit materi sementara), yang tunduk pada hukum alam (dhammatā).
Maka setelah mengetahui Hal ini, Kalyāṇamitta kemudian dapat untuk melakukan perenungan ini, serta semakin waspada untuk berusaha menjaga Tubuh Fisik ini agar dapat melakukan hal-hal yang bijak dan bermanfaat dalam hidup serta terus dapat berpraktik Dhamma dengan baik selagi kita masih belum sakit atau masih sehat.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, mengenai perenungan yang sewajarnya kita umat Buddha laksanakan setiap harinya.
Byādhi-dhammomhi, byādhiṃ anatīto
(Saya tunduk pada penyakit, tidak luput dari penyakit).
Dengan dilakukan nya perenungan ini, maka akan menumbuhkembangkan kebijaksanaan kita bahwa Penyakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan jasmani. Perenungan ini akan membantu mengurangi keluh kesah (kegalauan) dan mendorong penerimaan terhadap sifat rapuh tubuh.
Disamping itu, kita juga akan memiliki pengertian benar dan Mengurangi kesombongan atas kesehatan serta menumbuhkan belas kasih (karuṇā) pada mereka yang sakit.
Di dalam kitab Penjelas Makna, Manorathapūranī dijelaskan bahwa refleksi ini juga membantu praktisi melihat tubuh sebagai Rupakalapa (unit materi sementara), yang tunduk pada hukum alam (dhammatā).
Maka setelah mengetahui Hal ini, Kalyāṇamitta kemudian dapat untuk melakukan perenungan ini, serta semakin waspada untuk berusaha menjaga Tubuh Fisik ini agar dapat melakukan hal-hal yang bijak dan bermanfaat dalam hidup serta terus dapat berpraktik Dhamma dengan baik selagi kita masih belum sakit atau masih sehat.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
25 Mei 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka
