Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
PERENUNGAN BAHWA SEGALA SESUATU YANG DILAKUKAN APAPUN ITU (BAIK ATAUPUN BURUK) PASTI AKAN MEMBERIKAN BALASAN KAMMA
Adalah kewajiban kita sebagai Umat Buddha, harus selalu merenungkan setiap saat dalam kehidupan kita bahwa apapun ceritanya, semuanya selalu berhubungan dengan Kamma kita. kita ada saat ini juga karena ada pengaruh Kamma kita, kondisi kita sekarang karena pengaruh Kamma kita, dan kedepannya nanti di masa depan akan bergantung pada apa yang kita lakukan sekarang ini.
Karena inilah disebut sebagai Hukum Kamma, yang berlaku secara universal, tanpa membeda-beda kan Makhluk manusia/non manusia, kaya-miskin, pria-wanita, agama apapun, suku apapun, TIDAK PERCAYA KAMMA ataupun PERCAYA KAMMA, semuanya tetap dalam pengaruh Hukum Kamma ini.
Sang Bhagavā menegaskan kembali pada kita untuk selalu merenungkan terhadap kamma ini setiap hari nya, agar kita mampu untuk tetap berPandangan Benar dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Hukum Kamma itu sendiri.
Mari disimak dalam sabda Sang Bhagavā berikut ini :
ABHIṆHAPACCAVEKKHITABBAṬHĀNASUTTA
“Para bhikkhu, ada lima tema ini yang harus sering kali direnungkan oleh seorang perempuan atau laki-laki, oleh seorang perumah tangga atau seorang yang meninggalkan keduniawian.
Apakah lima ini?
Seorang perempuan atau laki-laki, seorang perumah tangga atau seorang yang meninggalkan keduniawian, harus sering kali merefleksikan sebagai berikut: ‘Aku adalah pemilik kammaku, pewaris kammaku; aku memiliki kamma sebagai asal-mula, kamma sebagai sanak saudara, kamma sebagai pelindungku; aku akan menjadi pewaris kamma apa pun, baik atau buruk, yang kulakukan.’
“Dan demi manfaat apakah maka seorang perempuan atau laki-laki, seorang perumah tangga atau seorang yang meninggalkan keduniawian, harus sering kali merefleksikan sebagai berikut: ‘Aku adalah pemilik kammaku, pewaris kammaku; aku memiliki kamma sebagai asal-mula, kamma sebagai sanak saudara, kamma sebagai pelindungku; aku akan menjadi pewaris kamma apa pun, baik atau buruk, yang kulakukan’? Orang-orang melakukan perbuatan salah melalui jasmani, ucapan, dan pikiran. Tetapi ketika mereka sering kali merefleksikan tema ini, maka perbuatan salah demikian akan sepenuhnya ditinggalkan atau berkurang. Adalah demi manfaat ini maka seorang perempuan atau laki-laki, seorang perumah tangga atau seorang yang meninggalkan keduniawian, harus sering kali merefleksikan sebagai berikut: ‘Aku adalah pemilik kammaku, pewaris kammaku; aku memiliki kamma sebagai asal-mula, kamma sebagai sanak saudara, kamma sebagai pelindungku; aku akan menjadi pewaris kamma apa pun, baik atau buruk, yang kulakukan.’
“Siswa mulia ini merefleksikan sebagai berikut: ‘Aku bukanlah satu-satunya yang menjadi pemilik kamma sendiri, pewaris kamma sendiri; yang memiliki kamma sebagai asal-mula, kamma sebagai sanak saudara, kamma sebagai pelindung; yang akan menjadi pewaris kamma apa pun, baik atau buruk, yang dilakukan. SEMUA MAKHLUK YANG DATANG DAN PERGI, YANG MENINGGAL DUNIA DAN MENGALAMI KELAHIRAN KEMBALI, ADALAH PEMILIK KAMMA MEREKA SENDIRI, PEWARIS KAMMA MEREKA SENDIRI; YANG MEMILIKI KAMMA SEBAGAI ASAL-MULA, KAMMA SEBAGAI SANAK SAUDARA, KAMMA SEBAGAI PELINDUNG; YANG AKAN MENJADI PEWARIS KAMMA APA PUN, BAIK ATAU BURUK, YANG MEREKA LAKUKAN.’ Sewaktu ia sering kali merefleksikan tema ini, sang jalan muncul. Ia mengejar jalan itu, mengembangkannya, dan melatihnya. Sewaktu ia melakukan hal itu, belenggu-belenggu sepenuhnya ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan tersembunyi tercabut."
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Aṅguttaranikāya, Pañcakanipāta, Dutiyapaṇṇāsaka, Nīvaraṇavagga, AN 5.57)
Sādhu...Sādhu...
Begitulah Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, terkait pada Perenungan yang selayaknya kita para Kalyāṇamitta lakukan setiap hari nya yang berbunyi :
"Kammassako'mhi, kammadāyādo, kammayoni, kammabandhu, kammapaṭisaraṇo. Yaṃ kammaṃ karissāmi, kalyāṇaṃ vā pāpakaṃ vā, tassa dāyādo bhavissāmi."
(Saya adalah pemilik dari perbuatan saya, pewaris dari perbuatan saya, lahir dari perbuatan saya, berhubungan dengan perbuatan saya, dan dilindungi oleh perbuatan saya. Apa pun perbuatan yang saya lakukan, baik atau buruk, saya akan mewarisinya)
Demikian bunyi perenungan tersebut dalam bahasa Pāli dan terjemahan Indonesia,.
Kalyāṇamitta, kita selayaknya harus benar-benar mampu memahami ini dan betul-betul mengaplikasikan dalam kehidupan kita. dengan bertindak yang benar dan sesuai dengan aturan moral yang berlaku, karena kita sudah memahami bahwa APAPUN ITU YANG KITA LAKUKAN TERHADAP ORANG ATAU MAKHLUK LAIN BAIK ATAUPUN BURUK AKAN ADA BALASANNYA SUATU SAAT.
Dan kita saat ini melihat begitu banyak tindakan prilaku penyimpangan yang tidak sesuai nilai-nilai kebajikan dan melanggar moralitas, dengan berlandaskan pada Pandangan ini, kita janganlah menghakimi dan mengomentari urusan perbuatan orang lain dengan Kamma Buruk yang mereka lakukan saat ini, karena mereka lah yang akan tetap mengalami balasan akibat perbuatan mereka, bahkan sangat beruntung jika kita bisa menasehati mereka, namun jika tidak memungkinkan maka tidak usah dipaksakan, karena HUKUM KAMMA AKAN TETAP BERJALAN SEBAGAIMANA ADANYA mereka tetap akan mendapatkan balasan Kamma nya, orang seperti itu hanya patut dikasihani saja.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
Begitulah Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, terkait pada Perenungan yang selayaknya kita para Kalyāṇamitta lakukan setiap hari nya yang berbunyi :
"Kammassako'mhi, kammadāyādo, kammayoni, kammabandhu, kammapaṭisaraṇo. Yaṃ kammaṃ karissāmi, kalyāṇaṃ vā pāpakaṃ vā, tassa dāyādo bhavissāmi."
(Saya adalah pemilik dari perbuatan saya, pewaris dari perbuatan saya, lahir dari perbuatan saya, berhubungan dengan perbuatan saya, dan dilindungi oleh perbuatan saya. Apa pun perbuatan yang saya lakukan, baik atau buruk, saya akan mewarisinya)
Demikian bunyi perenungan tersebut dalam bahasa Pāli dan terjemahan Indonesia,.
Kalyāṇamitta, kita selayaknya harus benar-benar mampu memahami ini dan betul-betul mengaplikasikan dalam kehidupan kita. dengan bertindak yang benar dan sesuai dengan aturan moral yang berlaku, karena kita sudah memahami bahwa APAPUN ITU YANG KITA LAKUKAN TERHADAP ORANG ATAU MAKHLUK LAIN BAIK ATAUPUN BURUK AKAN ADA BALASANNYA SUATU SAAT.
Dan kita saat ini melihat begitu banyak tindakan prilaku penyimpangan yang tidak sesuai nilai-nilai kebajikan dan melanggar moralitas, dengan berlandaskan pada Pandangan ini, kita janganlah menghakimi dan mengomentari urusan perbuatan orang lain dengan Kamma Buruk yang mereka lakukan saat ini, karena mereka lah yang akan tetap mengalami balasan akibat perbuatan mereka, bahkan sangat beruntung jika kita bisa menasehati mereka, namun jika tidak memungkinkan maka tidak usah dipaksakan, karena HUKUM KAMMA AKAN TETAP BERJALAN SEBAGAIMANA ADANYA mereka tetap akan mendapatkan balasan Kamma nya, orang seperti itu hanya patut dikasihani saja.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
06 Juni 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka