තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
PENTINGNYA UNTUK MEMUSNAHKAN TAṆHĀ (KEINGINAN ATAU NAFSU) UNTUK DAPAT TERBEBASKAN DARI SAṂSĀRA DAN MENCAPAI NIBBĀNA
Sebagai pengingat kembali untuk kita para Kalyāṇamitta, dalam keseharian kita yang telah "tenggelam" di dalam arus duniawi ini. Perlunya untuk re"charge" Dhamma dengan melakukan perenungan terhadap Dhamma.
Adalah Taṇhā (nafsu Keinginan/kemelekatan) itu sendiri yang menjadi penyebab kita terus berada di siklus Saṃsāra. kita selalu memiliki keinginan tiada batas, dan sudah dijadikan "hal lumrah" bagi kita untuk memiliki keinginan-keinginan yang akhirnya menjadi suatu kemelekatan. Namun, sadarkah kita dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, kita malah semakin menderita, tersiksa bathin, tidak puas, tidak tenang,?? karena memang pada dasarnya itulah sifat asli Kilesa Lōbha, kita hanya akan semakin terpuruk ketika telah "berhasil" dikuasai sepenuhnya oleh Kilesa. maka adalah tugas kita yang utama untuk mengentaskan ini semua.
Mari disimak penegasan dari Sang Bhagavā dalam Sutta berikut ini...
CŪḶATAṆHĀSAṄKHAYASUTTA
.... "Kemudian Sakka, Raja para Dewa, mendekati Sang Bhagavā dan berdiri di satu sisi. Ketika ia berdiri di satu sisi, Sakka berkata kepada Sang Bhagavā, “Bhante, singkatnya, dengan cara apakah seorang bhikkhu adalah orang yang terbebaskan melalui penghapusan total nafsu keinginan, yang telah mencapai tujuan akhir, keamanan akhir dari jeratan, pemenuhan akhir dari Kehidupan Suci, kesimpulan akhir – orang yang terbaik di antara para dewa dan manusia?”
“Di sini, Raja para Dewa, seorang bhikkhu telah mendengar, 'Semua fenomena tidak layak untuk direnungkan.' Dan, Raja para Dewa, ketika seorang bhikkhu telah mendengar, 'Semua fenomena tidak layak untuk direnungkan,' ia memahami semua fenomena. Setelah memahami semua fenomena, ia sepenuhnya memahami semua fenomena. Setelah sepenuhnya memahami semua fenomena, maka perasaan apa pun yang ia rasakan – menyenangkan, menyakitkan, atau netral – ia berdiam dengan memahami ketidakkekalan, kelegaan, penghentian, dan pelepasan sehubungan dengan perasaan-perasaan tersebut. Seseorang yang berdiam dengan memahami ketidakkekalan, kelegaan, penghentian, dan pelepasan sehubungan dengan perasaan-perasaan tersebut tidak melekat pada apa pun di dunia. Seseorang yang tidak melekat tidak menjadi gelisah. Seseorang yang tidak menjadi gelisah secara pribadi mencapai Nibbāna akhir, dan mengetahui: 'Kelahiran telah dilenyapkan. Kehidupan Suci telah dijalani. Apa yang harus dilakukan telah dilakukan. Tidak akan ada keberadaan lebih lanjut di sini.' Dewa para Dewa, singkatnya, dengan cara inilah seorang Bhikkhu menjadi orang yang terbebas dari nafsu keinginan sepenuhnya, seorang yang telah mencapai akhir tertinggi, keamanan tertinggi dari belenggu, kehidupan suci tertinggi, tujuan tertinggi, seorang yang terkemuka di antara para dewa dan manusia.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Majjhimanikāya, Mūlapaṇṇāsa, Mahāyamakavagga, MN 37)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Penjelasan jelas dan ringkas oleh Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, Sutta ini menekankan bahwa hanya dengan memahami dan melepaskan taṇhā maka seseorang dapat melihat kenyataan sebagaimana adanya (yathābhūtaṃ), yang mengarah pada pembebasan dari penderitaan (dukkha).
Seperti kita ketahui bahwa taṇhā ini terbagi ke dalam 3 jenis menurut Dhammacakkappavattana Sutta , SN 56.11, yaitu :
1. Kāma-taṇhā (keinginan akan kenikmatan indra),
2. Bhava-taṇhā (keinginan akan keberadaan),
3. Vibhava-taṇhā (keinginan akan ketiadaan).
Di dalam Kitab Penjelas Makna (Papañcasudani, Majjhima Nikāya Atthakatha), menjelaskan bahwa taṇhā adalah pendorong utama saṃsāra, seperti dijelaskan dalam Paṭiccasamuppāda (sebab-akibat saling bergantungan). Taṇhā menyebabkan kemelekatan pada lima agregat (Khandha), yang akan tetap mempertahankan siklus kelahiran kembali.
Maka dengan mengetahui hal ini, kita sebagai umat yang berada di dalam Buddha Sasana adalah wajib untuk mengurangi taṇhā ini dan perlahan seiring waktu dengan Praktik Dhamma berkesinambungan maka taṇhā ini akan bisa kita eliminasi sepenuhnya tak bersisa lagi yang pada saat itu berarti dimana kita telah mencapai pada tataran Nibbāna.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
07 Juni 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka