තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
INILAH EMPAT MACAM KEBAHAGIAAN YANG DAPAT DIPEROLEH SEORANG UMAT AWAM YANG DISABDAKAN OLEH SANG BHAGAVĀ ; SAMMĀSAṂBUDDHA GOTAMA
Hidup di dalam era Teknologi yang sudah semakin maju dan dinamis ini, standard kebahagiaan manusia awam pun semakin tinggi dan beragam macam model nya, namun apakah "Kebahagiaan" itu sudah ditempatkan sesuai dengan standard nya dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Dhamma ?
Misalnya, standard kebahagiaan itu bisa makan enak setiap hari, punya Rumah sebesar istana, atau punya mobil Sports car limited edition. Dan ada beberapa versi kebahagiaan yang "nyeleneh" juga hasil kreasi kilesa manusia seperti bahagia melihat orang menderita, bahagia melihat orang susah dan terpuruk, bahagia bila melanggar Sīla, Lalu apakah itu semua standard kebahagiaan yang benar ??? Bila di dalam salah satu standard kebahagiaan kita ternyata ada terbersit standard "nyeleneh" seperti diatas, lebih baik hentikan segera karena itu bukanlah kebahagiaan melainkan MENIMBUN KAMMA BURUK!
Sang Bhagavā disini menjelaskan mengenai standard kebahagiaan yang adalah sepenuhnya benar dan berlaku universal untuk semua umat awam. Mari disimak dalam Sutta berikut ini...
ĀNAṆYASUTTA
“Perumah tangga, ada empat jenis kebahagiaan ini yang dapat dicapai oleh seorang umat awam yang menikmati kenikmatan indria, bergantung pada waktu dan kesempatannya. Apakah empat ini? Kebahagiaan memiliki, kebahagiaan menikmati, kebahagiaan bebas dari hutang, dan kebahagiaan ketanpacelaan.
(1) “Dan apakah, perumah tangga, KEBAHAGIAAN MEMILIKI? Di sini, seorang anggota keluarga telah memperoleh kekayaan melalui usaha penuh semangat, yang dikumpulkan melalui kekuatan tangannya, yang didapat melalui keringat di alis matanya, kekayaan benar yang diperoleh dengan cara yang benar. Ketika ia berpikir, 'Aku telah memperoleh kekayaan melalui usaha penuh semangat … yang diperoleh dengan cara yang benar,' ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan memiliki. Ini disebut kebahagiaan.
(2) “Dan apakah KEBAHAGIAAN MENIKMATI? Di sini, dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha penuh semangat itu, yang dikumpulkan melalui kekuatan tangannya, yang didapat melalui keringat di alis mata, kekayaan benar yang diperoleh dengan cara yang benar, seorang anggota keluarga menikmati kekayaannya dan melakukan perbuatan-perbuatan berjasa.
(3) “Dan apakah KEBAHAGIAAN BEBAS DARI HUTANG? Di sini, seorang anggota keluarga tidak memiliki hutang pada siapa pun, apakah banyak atau sedikit. Ketika ia berpikir, 'Saya tidak memiliki hutang pada siapa pun, apakah banyak atau sedikit,' ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan bebas dari hutang.
(4) “Dan apakah KEBAHAGIAAN KETANPACELAAN? Di sini, perumah tangga, seorang siswa mulia memiliki perbuatan baik, ucapan, dan pikiran yang tanpa cela. Ketika ia berpikir, 'Aku memiliki perbuatan baik, ucapan, dan pikiran yang tanpa cela,' ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan ketanpacelaan.
“Inilah keempat macam kebahagiaan yang dapat diraih oleh orang awam yang gemar menikmati kenikmatan indria, tergantung pada waktu dan kesempatannya.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Aṅguttaranikāya, Catukkanipāta, Dutiyapaṇṇāsaka, Pattakammavagga, AN 4.62)
Sādhu...Sādhu...
Jadi sudah jelas disimak dan diketahui oleh kita para Kalyāṇamitta bahwa ternyata Standard Kebahagiaan seorang umat Perumah-tangga yang benar adalah seperti yang tertulis di Sutta diatas.
Kita semua memang belum suci (masih memiliki Kilesa), namun sebagai murid Buddha yang berada di dalam Buddha Sasana ini, kita wajib untuk menekan kilesa-kilesa ini agar jangan terlalu mempengaruhi segi kehidupan kita, termasuk dalam konteks standard kebahagiaan kita.
Memang tidak ada yang salah jika memiliki target hal-hal duniawi yang bila tercapai baru dirasa kita bisa "berbahagia", namun kebahagiaan-kebahagiaan tersebut "terlalu muluk" dan bersifat semu (fana), sadar atau tidak sadar kita dicengkram oleh Kilesa Lōbha yang berwujud Taṇhā yang menjadi cikal-bakal kita terus berada di Saṃsāra.
Terkadang kita terlalu terseret arus duniawi ini karena pengaruh Kilesa sehingga melupakan hal-hal sederhana seperti kebahagiaan yang ternyata sangatlah SEDERHANA dan bisa digapai oleh siapapun juga dengan mudah. Mari bersama kita renungkan ini dan berusaha menerapkan Saran dari Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, demi kesejahteraan dan kebahagiaan kita.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
09 Juni 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka