Adalah Sebuah Kerugian Besar Jika Tidak Menjalankan Uposatha Sila


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta 

ADALAH SEBUAH KERUGIAN BESAR JIKA TIDAK MENJALANKAN UPOSATHA SĪLA BERFAKTOR 8 SECARA KONSISTEN DI HARI-HARI UPOSATHA
Pada hari ini, Selasa tanggal 10 Juni 2025 merupakan hari Uposatha bulan terang (Sukkapakkha), hari ke 15 (paṇṇaraso). Detailnya ini merupakan Hari Uposatha di Musim Panas (Gimhotu) di bulan Jeṭṭhamūla.
Lalu sebagai Umat Awam Upāsaka-Upāsikā apakah kita pada hari ini ada menjalankan Sīla yang lebih tinggi yaitu Uposatha Sīla berfaktor 8 (Uposatha-Aṭṭhaṅga-Sīla) ???
Ketahuilah Kalyāṇamitta, bahwa Sīla ini adalah mutlak salah satu bentuk "Ibadah" kita yang berada di dalam Buddha Sāsana ini. Kita tidak bisa meninggalkan "ibadah" ini selayaknya umat kepercayaan lain juga tidak akan meninggalkan "ibadah" versi mereka. Identitas kita sebagai Umat Buddha haruslah jelas, kita tidak bisa sembrono begitu saja dan diperlukan disiplin untuk menjalankan peribadatan kita. Inilah baru dapat disebut sebagai Umat Buddha sejati,.
Kembali ke Topik, bahwa Sang Bhagavā sendiri juga bahkan menyatakan dengan tegas bahwa pelaksanaan Uposatha Sīla ini sangat dibutuhkan oleh kita para umat awam demi kesejahteraan kita, dan adalah kerugian besar jika tidak melaksanakannya.
Mari disimak Sutta berikut ini...

SAKKASUTTA
.... "Kemudian, pada hari Uposatha, sejumlah umat awam Sakya mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, dan duduk di satu sisi. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada mereka:
Buddha : “Para Sakya, apakah kalian menjalankan uposatha yang lengkap dalam delapan faktor?”
Para Sakya : “Kadang-kadang kami melakukannya, Bhante, dan kadang-kadang tidak.”
Buddha : "Adalah kerugian dan kemalangan bagi kalian, para Sakya! Ketika kehidupan terancam oleh dukacita dan kematian, kalian menjalankan uposatha yang lengkap dalam delapan faktor [hanya] kadang-kadang, dan kadang-kadang tidak.
Buddha : ....“Tetapi katakanlah salah seorang muridKu yang hidup tekun, bersemangat, dan teguh selama sepuluh tahun, berlatih sesuai dengan petunjukKu. Ia dapat mengalami kebahagiaan sempurna selama seratus tahun, sepuluh ribu tahun, atau seratus ribu tahun. Dan ia mungkin menjadi seorang yang-kembali-sekali (Sakadagami) seorang yang-tidak-kembali (Anāgāmi) atau pasti seorang pemasuk-arus (Sotāpanna).
JANGANKAN SEPULUH TAHUN, ambilah salah seorang muridKu yang hidup tekun, bersemangat, dan teguh selama sembilan tahun … delapan tahun … tujuh tahun … enam tahun … lima tahun … empat tahun … tiga tahun … dua tahun … satu tahun …sepuluh bulan …sembilan bulan … delapan bulan … tujuh bulan … enam bulan … lima bulan … empat bulan … tiga bulan … dua bulan … satu bulan … dua minggu …sepuluh hari …sembilan hari … delapan hari … tujuh hari … enam hari … lima hari … empat hari … tiga hari … dua hari …
Jangankan dua hari, katakanlah salah seorang muridKu yang hidup tekun, bersemangat, dan teguh selama SATU HARI, berlatih sesuai dengan petunjukKu. Ia dapat mengalami kebahagiaan sempurna selama seratus tahun, sepuluh ribu tahun, atau seratus ribu tahun. Dan ia mungkin menjadi seorang yang-kembali-sekali (Sakadagami) seorang yang-tidak-kembali (Anāgāmi) atau pasti seorang pemasuk-arus (Sotāpanna).
"Adalah kerugian dan kemalangan bagi kalian, para Sakya! Ketika kehidupan terancam oleh dukacita dan kematian, kalian menjalankan uposatha yang lengkap dalam delapan faktor [hanya] kadang-kadang, dan kadang-kadang tidak."
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Aṅguttaranikāya, Dasakanipāta, Paṭhamapaṇṇāsaka, Akkosavagga, AN 10.46)

Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Sutta diatas, menggambarkan dimana Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, mengkritisi ketidakkonsistenan praktik spiritual dari para umat awam Sakya dengan menegaskan bahwa di tengah kehidupan yang rentan terhadap penderitaan dan kematian ini, kelalaian dalam disiplin spiritual merupakan sebuah kerugian besar.
Ajaran Dhamma yang dibabarkan Sang Bhagavā terhadap kita semata-mata bermanfaat untuk kita sendiri agar dapat terbebas dari penderitaan, namun memang manusia sifatnya ngeyel dan susah diatur, kalau sudah begini tentu yang rugi adalah diri kita sendiri.
Bahkan di Sutta diatas, Sang Bhagavā meyakinkan kita sendiri bahwa praktik Uposatha Sīla dengan ketekunan penuh dan kesungguhan hati walau hanya 1 hari akan mampu memberikan manfaat yang sama seperti 10 tahun praktik dengan analogi : 10 tahun → 1 hari: Manfaat yang sama tercapai jika praktik Dhamma dilakukan dengan kesungguhan.
Bahkan Sang Buddha menjelaskan di Sutta tersebut, bahwa Bukan hal mustahil bila seorang umat awam yang menjalankan Uposatha Sīla berfaktor 8 dengan benar dan sekaligus praktik Dhamma sesuai anjuran Sang Bhagavā mampu menembus tingkatan kesucian.
Intinya, Sang Bhagavā menekankan bahwa pencapaian spiritual terbuka bagi umat awam, bukan hanya khusus monastik (Bhikkhu). Praktik singkat seperti Uposatha Sīla bisa menjadi pintu masuk menuju kebebasan (Nibbāna) jika dilakukan dengan pemahaman benar dan praktik yang sesuai dengan Dhamma (Dhammānudhamma).
Maka, setelah melihat manfaat yang sedemikian besar dari pelaksanaan Uposatha - Aṭṭhaṅga-Sīla ini, maka mari Kalyāṇamitta sekalian untuk tekadkan lakukan pelaksanaan Sīla yang lebih tinggi ini demi kesejahteraan dan kebahagiaan kita sendiri.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

10 Juni 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka