Uposatha-Atthami, Momen Peringatan Kremasi Jasad Sang Buddha


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta 

UPOSATHA-AṬṬHAMĪ, MOMEN PERINGATAN KREMASI JASAD SANG BUDDHA DAN CIKAL BAKAL MUNCULNYA GAGASAN MELESTARIKAN SADDHAMMA.
Hari ini adalah hari Uposatha, beberapa Vihara menyelenggarakan acara Puja Bhakti untuk peringatan mengenang momen saat kremasi Jasad Sang Pemutar Roda Dhamma yang pada waktu itu terjadi pada saat hari ke 8 (aṭṭhamī) setelah bulan purnama di bulan Vesākha, yang kemudian selanjutnya sudah menjadi tradisi untuk diperingati oleh umat Buddha setiap sesudah hari waisak.
Momen inilah kemudian mengingatkan Penulis untuk menjelaskan bahwa ada sebuah peristiwa yang termaktum di Sutta Tipiṭaka yang dianggap sebagai awal mula harus dilestarikannya Saddhamma (Dhamma Sejati) ini.
Sekarang mari disimak dalam Sutta dibawah ini...

MAHĀPARINIBBĀNASUTTA
.... "Dan duduk di antara kelompok itu, adalah Subhadda, yang meninggalkan keduniawian dalam usia tua, dan ia berkata kepada para bhikkhu itu: ‘Cukup, teman-teman, jangan menangis dan meratap! Kita telah bebas dari Sang Petapa Agung. Kita selalu disibukkan dengan nasihatnya: “Ini baik untukmu, ini tidak baik bagimu melakukan hal itu!” Sekarang kita dapat melakukan apa yang kita inginkan, dan tidak melakukan apa yang tidak kita inginkan!’
Tetapi Yang Mulia Kassapa Yang Agung berkata kepada para bhikkhu: ‘Teman-teman, cukuplah tangisan dan ratapan kalian! Bukankah Sang Bhagavā pernah mengatakan bahwa segala sesuatu yang menyenangkan dan indah pasti mengalami perubahan, pasti berpisah dan menjadi yang lain? Jadi, untuk apa semua ini, teman-teman? Segala sesuatu yang dilahirkan, menjelma, tersusun pasti mengalami kerusakan, tidak mungkin tidak mengalami kerusakan.’
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Dīghanikāya, Mahāvagga, DN 16)

Sādhu...Sādhu...
Demikianlah isi penggalan Dari Sutta panjang Mahāparinibbāna Sutta, dimana sesosok Bhikkhu bernama Subhadda yang dengan pernyataan nya yang demikian akan berpotensi untuk membuat perpecahan dalam Saṅgha di kemudian hari. Yang dimana pada dasarnya beliau ingin melonggarkan aturan Vinaya yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama.
Momen tersebut adalah "titik awal" yang kemudian akan mendukung alasan Bhante Maha Kassapa untuk mengadakan Konsili Agung Pertama (Saṅgīti).
Sebagaimana kita ketahui bersama dalam sejarah Buddha Sāsana bahwa Konsili agung pertama itu memang adalah tonggak awal dimana kita akhirnya masih dapat mengetahui, membaca, dan belajar sesuai DHAMMA SEJATI "SADDHAMMA" hingga detik ini. Apa yang kita pelajari dan ketahui hingga detik ini adalah sama dengan yang para Ariya (Suciwan) ketahui dan laksanakan dahulu.
Oleh karena itu, penulis membahas topik dari Sutta ini karena kedekatan nya dengan Event aṭṭhamī-puja, momen dimana jasad Sang Buddha disempurnakan.
Dan juga pesan yang ingin disampaikan berkenaan pada topik ini, bahwa kita para Kalyāṇamitta yang teguh dan memiliki Saddhā di dalam Buddha Sāsana agar dapat menghargai Dhamma sejati yang telah dipertahankan oleh para pendahulu kita, dengan mempelajari, mendalami, mempraktekkan Dhamma Sejati yang terdapat di Tipiṭaka. karena sesuai Sabda Sang Bhagava bahwa Dhamma Vinaya (Dhamma Sejati di Tipiṭaka) inilah yang akan menjadi GURU TERBAIK kita setelah Sang Buddha Mahāparinibbāna.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

19 Mei 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka