Sammasambuddha Sang Pemilik Dasa Bala Yang Terunggul Dan Tertinggi


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta 

SAMMĀSAMBUDDHA SANG PEMILIK DASA BALA. TIADA MAKHLUK MANAPUN DI SEMESTA INI YANG MAMPU BERSANDING DENGAN YANG TERUNGGUL DAN TERTINGGI
Dalam momen Waisak ini, penulis mengajak Kalyāṇamitta sekalian dalam usaha bersama untuk membangkitkan/ "Boost Up" Saddhā (Keyakinan) kembali pada Guru Agung kita, Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama.
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Bodhisatta kita sebelumnya, (Calon Buddha Gotama) dalam usaha memenuhi Aspirasi Nya untuk menjadi seorang Sammāsambuddha, telah melewati banyak Kappa (waktu yang tak terhitung) di Saṃsāra untuk menyempurnakan 30 pāramī.
Sampai akhirnya terlewatkan masa Empat Asaṅkhyeyya & 100.000 Kappa barulah sempurna pāramī Beliau dan siap untuk menjadi seorang Sammāsambuddha ; Yang Tercerahkan Sempurna dengan usaha sendiri.
Maka tidak heran bila kita melihat usaha perjuangan yang Beliau jalankan tersebut sangatlah luar biasa gigih demi mencapai cita-cita luhur nya menjadi Seorang Sammāsambuddha, beliau akhirnya memiliki Dasa Bala (10 kekuatan) atau disebut juga Tathāgata-bala yaitu sebuah kualitas yang hanya dimiliki oleh seorang Sammāsambuddha, pemilik 10 kekuatan yang tertinggi, terunggul, yang tak tertandingi di segala penjuru semesta.
Sekarang mari disimak Sutta yang menjelaskan prihal tsb :

Mahāsīhanādasutta
.... “Sāriputta, Sang Tathāgata memiliki sepuluh kekuatan ini, yang dengan memilikinya Beliau diakui sebagai pemimpin kelompok, mengaumkan auman singa di dalam kelompok-kelompok, dan memutar Roda Brahmā. Apakah sepuluh ini?
(1) “Di sini, Sang Tathāgata memahami sebagaimana adanya yang mungkin sebagai mungkin dan yang tidak mungkin sebagai tidak mungkin. Dan itu adalah kekuatan seorang Tathāgata yang dimiliki oleh Sang Tathāgata, yang dengan memilikinya Beliau diakui sebagai pemimpin kelompok, mengaumkan auman singa di dalam kelompok-kelompok, dan memutar Roda Brahmā.
(2) “Kemudian, Sang Tathāgata memahami sebagaimana adanya akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan, di masa lalu, di masa depan, dan di masa sekarang, dengan kemungkinan-kemungkinan dan penyebab-penyebabnya. Itu juga adalah kekuatan seorang Tathāgata …. (Kalimat berlanjut seperti di poin Nomor 1)
(3) “Kemudian, Sang Tathāgata memahami sebagaimana adanya Jalan yang mengarah menuju semua alam tujuan kelahiran kembali. Itu juga adalah kekuatan seorang Tathāgata …. (Kalimat berlanjut seperti di poin Nomor 1)
(4) “Kemudian, Sang Tathāgata memahami sebagaimana adanya dunia dengan banyak elemen yang berbeda-beda. Itu juga adalah kekuatan seorang Tathāgata …. (Kalimat berlanjut seperti di poin Nomor 1)
(5) “Kemudian, Sang Tathāgata memahami sebagaimana adanya bagaimana makhluk-makhluk memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Itu juga adalah kekuatan seorang Tathāgata …. (Kalimat berlanjut seperti di poin Nomor 1)
(6) “Kemudian, Sang Tathāgata memahami sebagaimana adanya kecondongan dari indria-indria makhluk-makhluk lain, orang-orang lain. Itu juga adalah kekuatan seorang Tathāgata …. (Kalimat berlanjut seperti di poin Nomor 1)
(7) “Kemudian, Sang Tathāgata memahami sebagaimana adanya kekotoran, pemurnian, dan kemunculan sehubungan dengan jhāna, kebebasan, konsentrasi, dan pencapaian. Itu juga adalah kekuatan seorang Tathāgata …. (Kalimat berlanjut seperti di poin Nomor 1) 
(8) kemudian, Sang Tathāgata mengingat banyak kehidupan lampau – satu kehidupan, dua kehidupan, tiga kehidupan… seratus kehidupan… seratus ribu kehidupan… berkalpa-kalpa pengembangan alam semesta… berkalpa-kalpa penyusutan alam semesta… berkalpa-kalpa pengembangan dan penyusutan alam semesta – ‘Di tempat itu aku memiliki nama ini, keluarga ini, penampakan ini, makanan ini, pengalaman kesenangan dan kesakitan ini, kematian ini. Jatuh dari sana, aku muncul di sana, di mana aku memiliki nama itu, keluarga itu, penampakan itu, makanan itu, pengalaman kesenangan dan kesakitan itu, kematian itu. Jatuh dari sana, aku muncul di sini.’ Dengan cara ini, Tathāgata mengingat banyak kehidupan lampau dan karakteristiknya secara terperinci. Itu juga adalah kekuatan seorang Tathāgata …. (Kalimat berlanjut seperti di poin Nomor 1) 
(9) “Kemudian, Sang Tathāgata, dengan penglihatan Sempurna, yang murni dan melampaui penglihatan manusia, seorang Tathāgata melihat makhluk-makhluk jatuh dan muncul – hina dan mulia, cantik dan jelek, di tempat yang baik dan tempat yang buruk; dia memahami bagaimana makhluk-makhluk itu berkembang sesuai dengan tindakan mereka: 'Makhluk-makhluk terhormat ini terlibat dalam perilaku fisik, verbal, dan mental yang salah; mereka meremehkan makhluk-makhluk mulia, mereka memiliki pandangan salah, dan mereka mendasarkan tindakan mereka pada pandangan salah. Ketika mereka terpisah dari tubuh mereka setelah kematian, mereka muncul dalam kekurangan, tujuan yang buruk, kejatuhan – neraka. Akan tetapi, makhluk-makhluk terhormat ini terlibat dalam perilaku fisik, verbal, dan mental yang baik; mereka tidak meremehkan makhluk-makhluk mulia, mereka memiliki pandangan benar, dan mereka mendasarkan tindakan mereka pada pandangan benar. Ketika mereka terpisah dari tubuh mereka setelah kematian, mereka muncul di tujuan yang baik – alam surga. 'Dengan cara ini, dengan penglihatan Sempurna, yang murni dan melampaui penglihatan manusia, ia melihat makhluk jatuh dan muncul – rendah dan tinggi, cantik dan jelek, di tempat baik dan tempat buruk; ia memahami bagaimana makhluk hidup berperilaku sesuai dengan tindakan mereka.
(10) “Kemudian, Sang Tathāgata, dengan menembusnya bagi diriNya sendiri dengan pengetahuan langsung, Sang Tathāgata di sini dan saat ini masuk dan berdiam dalam kebebasan pikiran dan kebebasan melalui kebijaksanaan yang tanpa noda dengan hancurnya noda-noda. Itu juga adalah kekuatan seorang Tathāgata yang dimiliki oleh Sang Tathāgata, yang dengan memilikinya Beliau diakui sebagai pemimpin kelompok, mengaumkan auman singa di dalam kelompok-kelompok, dan memutar Roda Brahmā.
“Sang Tathāgata memiliki sepuluh kekuatan ini, yang dengan miliknya Beliau diakui sebagai pemimpin kelompok, mengaumkan auman singa di dalam kelompok-kelompok, dan memutar Roda Brahmā.

“Sāriputta, ketika Aku mengetahui dan melihat demikian, jika siapa pun juga mengatakan tentangKu: 'Petapa Gotama tidak memiliki kondisi yang melampaui manusia, tidak memiliki keluhuran dalam hal wawasan dan penglihatan selayaknya para mulia. Petapa Gotama mengajarkan Dhamma hanya hanya menggunakan logika, mengikuti jalur pencarianNya sendiri saat muncul dalam diriNya'—jika ia tidak meninggalkan pernyataan itu dan kondisi pikiran itu dan pandangan itu, maka seolah-olah ia dibawa dan diletakkan di sana, ia pasti akan berakhir di neraka. Bagaikan seorang bhikkhu yang memiliki moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan akan menikmati pengetahuan akhir di sini dan saat ini, demikian pula akan terjadi dalam kasus ini, Aku katakan, bahwa jika ia tidak meninggalkan pernyataan itu dan kondisi pikiran itu dan melepaskan pandangan itu, maka seolah-olah ia dibawa dan diletakkan di sana, ia pasti akan berakhir di neraka.
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Majjhimanikāya, Mūlapaṇṇāsa, Sīhanādavagga, MN 12)

Sādhu...Sādhu...
Sudah dijelaskan oleh Sang Bhagavā sendiri dalam Sutta diatas, namun untuk versi ringkasnya dari Dasa Bala yang dimiliki oleh seorang Sammāsambuddha, Penulis sertakan di bawah ini :
Dasa Bala
1. Ṭhānāṭhānañāṇabala, "Kekuatan mengetahui apa yang mungkin dan tidak mungkin terjadi."
2. Kammavipākañāṇabala, "Kekuatan mengetahui akibat dari perbuatan (karma) Makhluk."
3. Sabbatthagāminīpaṭipadāñāṇabala, "Kekuatan mengetahui jalan menuju semua tujuan, seperti kebahagiaan Duniawi dan pembebasan Spiritual."
4. Nānādhatuñāṇabala, "Kekuatan mengetahui berbagai unsur alam, seperti MahaBhuta, Rupakalapa, dan Mentalitas"
5. Nānādhimuttikatañāṇabala, "Kekuatan mengetahui kecenderungan batin makhluk, seperti mampu memberikan objek meditasi yang tepat."
6. Indriyaparopariyattiñāṇabala, "Kekuatan mengetahui tingkat kemampuan indria makhluk dalam hal ini mengetahui tingkat PancaBala seseorang."
7. Jhānādiṃgavimokkhadisamādhisamāpattīnaṃsaṃkilesavaḍḍhanavūpasamañāṇabala "Kekuatan mengetahui kekotoran, pemurnian, dan pencapaian meditasi (jhāna, vimokkha, samādhi)."
8. Pubbenivāsānussatiñāṇabala, "Kekuatan mengingat kelahiran-kelahiran lampau, ribuan kelahiran lampau diri sendiri dan makhluk lain"
9. Cutūpapātañāṇabala, "Kekuatan melihat kematian dan kelahiran kembali makhluk, melihat dengan jelas makhluk terlahir kembali di alam tujuan sesuai karmanya."
10. Āsavakkhayañāṇabala, "Kekuatan mengetahui penghancuran kekotoran batin (Kilesa)."
(dikutip dari : Patisambhidāmagga, Ñāṇakathā.)

Demikianlah Kalyāṇamitta, uraian dari Dasa Bala seorang Sammāsambuddha. dan janganlah mengira bahwa kekuatan-kekuatan "receh" seperti Abhiññā, mampu terbang, dlsb, tidak dimiliki oleh seorang Buddha.. dan Sang Buddha bila mau, Beliau juga bisa mempertunjukkan "Kesaktian" apapun itu. namun untuk apa lah kesaktian tersebut jika tak mampu mengentaskan penderitaan di Saṃsāra ini ?? Oleh karena itu Dasa Bala dari seorang Buddha itu lebih cenderung ke kekuatan untuk mengakhiri penderitaan Makhluk.
Maka oleh karena itu, kita sudah mengetahui hal ini dengan tepat. Bahwa hanya ajaran dari Seorang Buddha yang Maha Sempurna lah yang mampu membawa kepada pembebasan (Nibbāna), tiada guru spiritual dari aliran kepercayaan lain manapun yang sebanding dengan Beliau. Sang "Dasa Bala" telah hadir di dunia ini, Ajaran beliau masih bisa dijumpai. Maka sekarang tinggal kegigihan kita para Kalyāṇamitta untuk dapat melaksanakan Praktik Buddha Dhamma sesuai Dhamma Sejati, dan akhirnya merealisasi Magga, Phala, dan Nibbāna.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

10 Mei 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka