තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
MOMEN WAISAK (REVIEW 3 PERISTIWA PENTING), BAGIAN KESATU : KELAHIRAN SANG BODHISATTA YANG TERAKHIR DI SAṂSĀRA
Dalam rangka menyambut Hari raya Waisak, yang dimana adalah momen paling sakral yang diperingati seluruh orang yang beragama Buddha, maka mari kita mengingat kembali Peristiwa-peristiwa penting yang terkait pada Waisak. Dalam pembahasan kali ini kita berfokus pada Kelahiran Sang Bodhisatta Calon Buddha yang terakhir di Saṃsāra, yang akan dijelaskan secara ringkas.
Ribuan tahun yang lalu tepatnya tahun 623 SM, telah lahir Seorang Bayi yang Luar Biasa ajaib di Taman Lumbini daerah sekitar India.
Kelahiran Beliau sangatlah spesial dan unik karena banyak Keajaiban menyertai kelahiran Nya.
Seorang Bayi yang berbeda daripada manusia pada umumnya, KelahiranNya membuat sistem dunia dan semesta ini bersinar dan berguncang untuk sesaat. Seorang Bayi yang kelak akan merubah segalanya...
Mari disimak Sutta dari Tipiṭaka Otentik yang menceritakan Prihal kelahiran sang Bodhisatta kita di bawah ini...
ACCHARIYAABBHUTASUTTA
.... “Aku mendengar dan mempelajari ini dari mulut Sang Bhagavā sendiri: ‘Ketika Sang Bodhisatta keluar dari rahim ibuNya, dua pancuran air memancar dari angkasa, satu sejuk dan satu hangat, untuk memandikan Sang Bodhisatta dan ibuNya.’ Ini juga kuingat sebagai satu kualitas mengagumkan dan menakjubkan dari Sang Bhagavā.
“Aku mendengar dan mempelajari ini dari mulut Sang Bhagavā sendiri: ‘Segera setelah Sang Bodhisatta lahir, Beliau berdiri tegak dengan kaki menginjak tanah; kemudian Beliau berjalan tujuh langkah ke arah utara, dan dengan payung putih memayungiNya, Beliau mengamati tiap-tiap penjuru dan mengucapkan kata-kata seorang Pemimpin Kelompok:
(“Aggo'ham asmi lokassa, jeṭṭho'ham asmi lokassa, seṭṭho'ham asmi lokassa, ayam antimā jāti, natthi dāni punabbhavo' ti”)
(“Akulah yang tertinggi di dunia; Akulah yang terbaik di dunia; Akulah yang terkemuka di dunia. Inilah kelahiranKu yang terakhir; sekarang tidak ada lagi penjelmaan baru bagiKu.") Ini juga kuingat sebagai satu kualitas mengagumkan dan menakjubkan dari Sang Bhagavā.
“Aku mendengar dan mempelajari ini dari mulut Sang Bhagavā sendiri: ‘Ketika Sang Bodhisatta keluar dari rahim ibunya, suatu cahaya yang tidak terukur yang melampaui para dewa muncul di dunia ini bersama dengan para dewa, Māra, dan Brahmā, dalam generasi ini bersama dengan para petapa dan brahmana, dengan para pangeran dan rakyatnya. Dan bahkan alam ruang antara yang hampa dan tanpa dasar, kelam, gelap gulita, di mana bulan dan matahari, yang kuat dan perkasa, tidak dapat menjangkaunya – cahaya terang yang tidak terukur melampaui kemegahan para dewa juga muncul di sana. Dan makhluk-makhluk yang terlahir kembali di sana dapat saling melihat karena cahaya itu: “Sesungguhnya, Tuan, ada makhluk-makhluk lain yang terlahir kembali di sini!” Dan sepuluh ribu sistem dunia ini bergoyang dan bergoncang dan bergetar, dan di sana juga muncul cahaya terang yang tidak terukur melampaui kemegahan para dewa.’ Bahwa ketika Sang Bodhisatta keluar dari rahim ibunya, suatu cahaya yang tidak terukur yang melampaui para dewa muncul di dunia ini bersama dengan para dewa, Māra, dan Brahmā, dalam generasi ini bersama dengan para petapa dan brahmana, dengan para pangeran dan rakyatnya."
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Majjhimanikāya, Uparipaṇṇāsa, Suññatavagga, MN 123)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Ringkasan Sutta diatas yang menceritakan kelahiran Sang Bodhisatta kita, Calon Buddha Gotama.
Beliau adalah sosok makhluk (Bodhisatta) yang telah menimbun dan menyempurnakan 30 pāramī selama masa yang tak terhitung yaitu Empat Asaṅkhyeyya & 100.000 Kappa demi mencapai Pencerahan Sempurna (Sammāsambuddha). maka kemudian tidak mengherankan bila di kelahiran terakhir Beliau ini, banyak muncul pertanda-pertanda serta keajaiban-keajaiban yang sangat jarang terjadi atau ditemukan oleh manusia lainnya.
Namun yang paling Luar Biasa dan ikonik diantara keajaiban lainnya yang terjadi sewaktu KelahiranNya, adalah Ucapan Pertama kali yang dikatakan oleh Sang Bayi Bodhisatta yang secara tegas berkata seperti berikut : “Akulah yang TERTINGGI di dunia; Akulah yang TERBAIK di dunia; Akulah yang TERKEMUKA di dunia. Inilah kelahiranKu yang terakhir; sekarang tidak ada lagi penjelmaan baru bagiKu."
Kalimat ini sangatlah terkenal di kalangan Umat di Buddha Sāsana.
Begitu luar biasa bisa mengetahui Beliau bisa mengucapkan kalimat tersebut dengan lantang. Dan bahkan di dunia ini dengan segala macam aliran kepercayaan yang ada, tak ada SATUPUN Guru/Penemu aliran kepercayaan yang bisa atau berani mengucap kalimat diatas persis seperti Beliau.
Kalimat ini bukanlah kalimat sederhana, tetapi memiliki makna yang dalam, sebuah Penegasan langsung dari mulut sang Bodhisatta yang memiliki makna : TIADA MAKHLUK MANAPUN DI BUMI MAUPUN DI SURGA YANG SETARA DAN SEBANDING DENGAN BELIAU.
Maka dari itu, untuk kita para Kalyāṇamitta yang sekarang telah mendengar Dhamma Sejati ini dan berada dalam ruang lingkup Buddha Sāsana, adalah WAJIB bagi kita untuk meninggikan Guru Agung kita Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama. Bahwa kita bersungguh-sungguh memiliki Saddhā yang kokoh terhadap Beliau, dan meyakini dengan kesungguhan hati bahwa TIDAK ADA MAKHLUK MANAPUN YANG PANTAS DIPUJA SEPERTI BELIAU. itulah kemudian juga mengokohkan Tisaraṇa yang selalu kita ucapkan dimana bait pertama nya berbunyi : Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi yang berarti "Saya pergi ke Buddha sebagai perlindungan", bukan malah sebagai Umat Buddha lalu kemudian pergi berlindung ke sosok A, sosok B, ataupun karakter Protagonis khas aliran kepercayaan lain. Karena bagaimanapun sudah jelas bahwa Saddhā kita hanya ada pada dan satu-satu nya kepada Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama.
Demikianlah pembahasan ringkas mengenai kelahiran sang Bodhisatta yang akan mencapai Pencerahan Sempurna menjadi Sammāsambuddha yang kemudian tak akan terlahir kembali di alam manapun di Saṃsāra.
Semoga kita bisa menjalankan Ajaran beliau dengan Benar dan baik hingga dapat merealisasi Magga, Phala, dan Nibbāna, yang tentunya harus dimulai dengan memiliki Saddhā (keyakinan) yang kokoh terhadap Beliau terlebih dahulu.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
11 Mei 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka