තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
KURANGI PIKIRAN-PIKIRAN BURUK DALAM BATHIN DENGAN MENYADARI SETIAP KEMUNCULAN NYA DAN SEGERA ALIHKAN PADA BENTUK-BENTUK PIKIRAN BAJIK
Seperti kita para Kalyāṇamitta sudah ketahui di dalam Buddha Sāsana ini Pikiran ini sangatlah berperan penting dalam kehidupan kita, bahkan pikiran sebagai pelopor (pemimpin) yang mampu mengarahkan ke arah mana kita akan membawa kehidupan kita ke depannya. Apakah ke Kehancuran ataupun ke Kebebasan.
Sang Bhagavā menekankan bahwa pentingnya untuk dapat mengendalikan dan menghapus pikiran yang buruk yang penuh dengan Kilesa ini agar kita dapat terbebas dari penderitaan. banyak Sabda Beliau kemudian ditemukan dalam Sutta Tipiṭaka yang terkait pada pengendalian pikiran, namun kali ini Penulis mengambil dari Sutta Majjhimanikāya 20. Mari disimak Sabda Sang Buddha berikut...
VITAKKASAṆṬHĀNASUTTA
.... "Di sini, para bhikkhu, ketika seorang bhikkhu sedang memperhatikan beberapa gambaran, dan karena gambaran itu, muncul dalam dirinya pikiran jahat yang tidak bermanfaat yang berhubungan dengan keinginan (Lōbha), dengan kebencian (Dosa), dan dengan delusi (Mōha), maka ia harus memperhatikan gambaran lain yang berhubungan dengan apa yang bermanfaat. Ketika ia memperhatikan gambaran lain yang bermanfaat, maka pikiran jahat yang tidak bermanfaat yang berhubungan dengan keinginan (Lōbha), dengan kebencian (Dosa), dan dengan delusi (Mōha) ditinggalkan dalam dirinya dan mereda. Dengan ditinggalkannya pikiran-pikiran itu maka pikirannya menjadi kokoh secara internal, tenang, menjadi terpusat, dan terkonsentrasi. Bagaikan seorang tukang kayu terampil atau muridnya dapat mengetuk, melepas, dan mencabut pasak besar dengan menggunakan pasak kecil,"
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Majjhimanikāya, Mūlapaṇṇāsa, Sīhanādavagga, MN 20)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah kutipan Sutta diatas adalah penggalan dari salah satu cara (Metode) dari 5 Metode di Sutta tsb yang diberikan oleh Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, kepada kita.
Dalam mengendalikan pikiran yang liar ini, kuncinya adalah di Sati (Perhatian). Dengan adanya Sati yang berkesinambungan terjaga memungkinkan kita untuk mengenali pikiran yang dipengaruhi kilesa dan menggantinya dengan pikiran yang mendukung pemurnian batin seperti pikiran bajik (kusala vitakka).
Metode ini dengan jelas menunjukkan bahwa sati adalah "alat" untuk mengendalikan bathin, mencegah kilesa yang berkembang biak di pikiran lalu memanifestasikan nya ke dalam tindakan atau perkataan yang merugikan kita ataupun makhluk lain.
Seperti yang dikatakan di awal, bahwa Pikiran ini adalah Pemimpin dari segala Ucapan dan Tindakan yang muncul kemudian, maka alangkah bijaksana jika kita mampu untuk melatih memiliki Perhatian Penuh, memegang kendali sepenuhnya pikiran kita. Dengan begitu, perlahan kita mampu untuk membentengi diri dari serangan-serangan Kilesa di bathin kita, setidaknya Kilesa itu tidak termanifestasi ke Ucapan dan Perbuatan.
Dan jika kita bisa berlatih demikian, itu sudah cukup baik untuk perkembangan Bathin kita, yang selanjutnya juga diharapkan mendukung praktik berkesinambungan sesuai Dhamma Sejati hingga mencapai Pembebasan Sejati (Nibbāna).
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
27 Mei 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka