Minggu, 28 April 2019

Cattari Ariyasaccani (Empat Kebenaran Mulia)

Empat Kebenaran Ariya ini merupakan inti sari dari ajaran Sang Buddha, dan pertama kali diajarkan di Taman Rusa Isipatana, pada bulan Āsādha, saat Beliau pertama kali membabarkan Kebenaran yang ditemukan-Nya melalui khotbah-Nya yang berjudul “Memutar Roda Dhamma” (Dhammacakkappavattana) kepada lima kelompok petapa (pañcavaggiyā).

Empat Kebenaran Ariya yaitu:
1. Kebenaran tentang adanya Dukkha (dukkha ariya sacca)
2. Kebenaran tentang sebab Dukkha (duk­kha­ sa­muda­ya ariya sacca)
3. Kebenaran tentang lenyapnya Dukkha (dukkha nirodha ariya sacca)
4. Kebenaran tentang jalan menuju lenyapnya Dukkha (duk­kha nirodha ­gāminī paṭipadā ariya sacca).


Memutar Roda Dhamma
“Sekarang ini, para bhikkhu, adalah kebenaran mulia penderitaan: kelahiran adalah penderitaan, penuaan adalah penderitaan, sakit adalah penderitaan, kematian adalah penderitaan; berkumpul dengan apa yang tidak menyenangkan adalah penderitaan; berpisah dengan apa yang menyenangkan adalah penderitaan; tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah penderitaan; singkatnya, kelima kelompok unsur kehidupan yang tunduk pada kemelekatan adalah penderitaan.
“Sekarang ini, para bhikkhu, adalah kebenaran mulia asal-mula penderitaan: adalah ketagihan yang menuntun menuju penjelmaan baru, disertai dengan kesenangan dan nafsu, mencari kenikmatan di sana-sini; yaitu, ketagihan pada kenikmatan indria, ketagihan pada penjelmaan, ketagihan pada pemusnahan.
“Sekarang ini, para bhikkhu, adalah kebenaran mulia lenyapnya penderitaan: adalah peluruhan tanpa sisa dan lenyapnya ketagihan yang sama itu, meninggalkan dan melepaskannya, kebebasan darinya, tidak bergantung padanya.
“Sekarang ini, para bhikkhu, adalah kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan: adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar.
(Saṃyutta Nikāya 56.11: Dhammacakkapavattana Sutta)

Lingkaran dan Pembebasan
Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut: ‘Para bhikkhu, adalah karena tidak memahami, tidak menembus Empat Kebenaran Mulia, maka Aku dan juga kalian sejak lama berlari dan berputar dalam lingkaran kelahiran-dan-kematian. Apakah itu? Karena tidak memahami Kebenaran Mulia Penderitaan, kita telah mengembara, karena tidak memahami Kebenaran Mulia Asal-mula Penderitaan, Lenyapnya Penderitaan, dan Jalan Menuju Lenyapnya Penderitaan, kita telah mengembara dalam lingkaran kelahiran-dan-kematian, dan dengan pemahaman, penembusan terhadap Kebenaran Mulia Penderitaan, Asal-mula Penderitaan, Lenyapnya Penderitaan, dan Jalan Menuju Lenyapnya Penderitaan, keinginan akan penjelmaan telah terpotong, dukungan terhadap penjelmaan telah dihancurkan, tidak ada lagi penjelmaan kembali.’
Sang Bhagavā telah mengatakan ini, Yang Sempurna menempuh Sang Jalan telah berbicara, Sang Guru mengatakan:
‘Tidak melihat Empat Kebenaran Mulia seperti apa adanya, Setelah lama melintasi lingkaran kehidupan demi kehidupan, Hal ini telah terlihat, pendukung penjelmaan tercabut, Akar penderitaan terpotong, kelahiran kembali telah selesai.'
(Dīgha Nikāya 16: Mahāparinibbāna Sutta)


Analisis tentang ariya sacca 4 dalam abhidhamma:
1. Dukkha Ariyasacca : lokiya-citta 81, cetasika 52, rupa 28
2. Dukkhasamudaya Ariyasacca : cetasika lobha
3. Dukkhanirodha Ariyasacca : nibbana
4. Dukkhanirodhagamini-patipada Ariyasacca : ariya-magga 8, dlm magga-citta 4/20

Sumber: dhammacitta