තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
DAHULU KALA KETIKA SEBAGAI SEORANG MANUSIA, DEVA SAKKA MENJALANKAN KEHIDUPAN DENGAN 7 SIFAT BAIK INI YANG AKHIRNYA MEMBUATNYA MENJADI RAJA PARA DEVA
Di dalam literatur kitab suci Tipiṭaka pāḷi banyak ditemukan cerita yang dimana ketika seseorang menjalankan kehidupan dengan sifat-sifat yang luhur dan baik sehingga membuat seseorang dapat terlahir kembali di alam lebih tinggi (surga) bahkan menjadi Raja para deva yaitu Sakka.
Begitulah selayaknya sesuatu yang kita perlu cermati dan lakukan bahwa apabila sesuatu hal atau sifat itu adalah baik dilakukan adalah semestinya kita lakukan apalagi bila itu sesuai dan selaras dengan nilai-nilai Dhamma.
Karena inilah Dhamma yaitu kebenaran itu sendiri. Hal yang salah adalah sepatutnya salah dan hal atau sifat yang baik tetap seharusnya akan bersifat baik sampai kapanpun.
Sekarang, mari disimak Sabda Sang Bhagavā terkait pada sifat-sifat luhur yang dijalankan yang pada akhirnya membuat seseorang menjadi terlahir sebagai Raja Deva Sakka dalam Sutta ini...
VATAPADASUTTA
Di Sāvatthī. “Para bhikkhu, di masa lampau, ketika Sakka, raja para deva, adalah seorang manusia, ia mengambil dan menjalankan tujuh sumpah yang dengan memenuhinya ia memperoleh status sebagai Sakka. Apakah tujuh sumpah itu?
1. “‘Seumur hidupku aku akan menyokong orangtuaku.'
2. “‘Seumur hidupku aku akan menghormati saudara-saudara tuaku.’
3. “‘Seumur hidupku aku akan berbicara dengan lembut.’
4. “‘Seumur hidupku aku tidak akan berbicara yang bersifat memecah-belah.’
5. “‘Seumur hidupku aku akan berdiam di rumah dengan pikiran yang tanpa-kekikiran, bersikap dermawan, tangan-terbuka, gembira dalam pelepasan, bermurah-hati, gembira dalam memberi dan berbagi.’
6. “‘Seumur hidupku aku akan membicarakan kebenaran.’
7. “‘Seumur hidupku semoga aku terbebas dari kemarahan, dan jika kemarahan muncul dalam diriku, semoga aku dapat melenyapkannya dengan segera.’
“Di masa lampau, para bhikkhu, ketika Sakka, raja para deva, adalah seorang manusia, ia mengambil dan menjalankan ketujuh sumpah ini yang dengan memenuhinya ia memperoleh status sebagai Sakka.
“Ketika seseorang menyokong orangtuanya,
Dan menghormati para saudara tuanya;
Ketika ucapannya lembut dan sopan,
Dan ia menghindari kata-kata yang bersifat memecah-belah;
Ketika ia berusaha untuk melenyapkan kekikiran,
Jujur, dan menaklukkan kemarahan,
Para deva Tāvatiṁsa menyebutnya
Sungguh seorang yang mulia.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Sagāthāvaggasaṁyutta, Sakkasaṁyutta, Dutiyavagga, SN 11.11)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama mengenai sifat-sifat luhur yang dijalankan seseorang calon Raja Deva.
Kalyāṇamitta, perlu ditekankan disini bahwa Cerita-cerita dalam kitab suci Tipiṭaka pāḷi itu adalah valid dan kebenaran sebagaimana adanya, dan inilah Sabda Sang Bhagavā sendiri. Maka kemudian jika kita menjalankan apa yang tertulis sedemikian, maka kita akan mendapatkan hasil yang serupa seperti yang termaktum dalam kitab.
Maka inilah ceritanya, bagaimana Sang Raja Para Deva Sakka bisa mendapat gelar sedemikian yang mulia di surga Tāvatiṁsa sebagai akibat melakukan 7 sifat luhur tersebut sepanjang hidupnya. Ke tujuh sifat luhur ini bisa dikatakan "gampang" namun dalam pengaplikasiannya tidaklah mudah, inilah realita nya. Namun itu semua berpulang kembali kepada Tekad dan Semangat yang kita miliki serta Saddhā kita terhadap Ajaran ini.
Yakinlah bahwa segala kebajikan yang kita lakukan pasti akan memberikan konsekuensi yang baik pula pada kita.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
02 November 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka
