Umat Seharusnya Tidak Memanjakan Bhikkhu Sangha Dengan Materi Duniawi Berlebihan


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta 

UMAT SEHARUSNYA TIDAK TERLALU MEMANJAKAN BHIKKHU SAṄGHA DENGAN HAL-HAL MATERI DUNIAWI YANG BERLEBIHAN KARENA ITU MELANGGAR VINAYA PĀTIMOKKHA
Memang sangat ironis sekali kondisi dunia "perjubahan" a.k.a Saṅgha jika melihat pada berita dan kasus akhir-akhir ini.
Dimana seharusnya suatu kelompok komunitas yang dinamakan sebagai Saṅgha itu harusnya kelompok manusia yang berlatih sungguh-sungguh, murni, dan mengusahakan agar menjaga perilaku ucapan mereka dengan benar-benar tak bercacat sedikitpun, namun realita sekarang adalah sudah banyak yang melenceng! (Dengan Asumsi bahwa para Kalyāṇamitta sudah mengetahui berita hot akhir-akhir ini yang berkejadian di Thailand).
Mengapa hal seperti itu bisa terjadi ???
Dalam kasus ini, tentu seorang Bhikkhu Saṅgha ini jelas salah karena tidak mampu mengontrol tindak tanduknya agar taat pada Vinaya. dan lagi umat juga patut disalahkan dalam hal ini karena jelas sekali para Bhikkhu itu "berkontak" dengan umat awam. Salah satu yang akan dibahas kali ini dan yang paling mencolok adalah Bhikkhu yang menerima uang, dan umat Buddha yang memberikan uang dan fasilitas mewah mentereng ke Bhikkhu Saṅgha juga salah. padahal jelas jika Bhikkhu itu menerima uang atau fasilitas mewah itu sudah melanggar beberapa Sila Pātimokkha.
NB : Banyak kita lihat di sekitar kita saat ini Bhikkhu yang menggunakan barang super mewah.
Lalu untuk menegaskan terkait hal ini maka kita melihat pada Sabda Sang Bhagavā di Sutta berikut ini :

UPAKKILESASUTTA
.... “Demikian pula, para bhikkhu, ada empat kekotoran dari para petapa dan brahmana yang karenanya beberapa petapa dan brahmana tidak bercahaya, menyala, dan bersinar. Apakah empat ini?

(1) “Ada beberapa petapa dan brahmana yang meminum minuman keras dan anggur dan tidak menghindari meminum minuman keras dan anggur. Ini adalah kekotoran pertama dari para petapa dan brahmana yang karenanya beberapa petapa dan brahmana tidak bercahaya, menyala, dan bersinar.

(2) “Ada beberapa petapa dan brahmana yang menikmati hubungan seksual dan tidak menghindari hubungan seksual. Ini adalah kekotoran ke dua dari para petapa dan brahmana yang karenanya beberapa petapa dan brahmana tidak bercahaya, menyala, dan bersinar.

(3) “ADA BEBERAPA PETAPA DAN BRAHMANA YANG MENERIMA EMAS DAN PERAK DAN TIDAK MENGHINDARI MENERIMA EMAS DAN PERAK. Ini adalah kekotoran ke tiga dari para petapa dan brahmana yang karenanya beberapa petapa dan brahmana tidak bercahaya, menyala, dan bersinar.

(4) “Ada beberapa petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka melalui penghidupan salah dan tidak menghindari penghidupan salah. Ini adalah kekotoran ke empat dari para petapa dan brahmana yang karenanya beberapa petapa dan brahmana tidak bercahaya, menyala, dan bersinar.

“Ini adalah keempat kekotoran dari para petapa dan brahmana itu yang karenanya beberapa petapa dan brahmana tidak bercahaya, menyala, dan bersinar.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Aṅguttaranikāya, Catukkanipāta, Paṭhamapaṇṇāsaka, Rohitassavagga, AN 4.50)

Sādhu...Sādhu...
Sekarang sudah jelas, melalui Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama ini bahwa Uang itu adalah hal yang "HARAM" diberikan ke Bhikkhu. Perlu ditekankan sebelumnya bahwa yang penulis maksud disini adalah peraturan khusus yang tercantum dalam Pātimokkha Theravāda, dan tidak ada urusan dengan aliran lain dengan Sīla mereka yang berbeda.
Dari ke 4 poin diatas itu, pastinya sudah terjadi di dalam komunitas Saṅgha ini, hanya mungkin beberapa kasus tidak terekspos atau mungkin disembunyikan kasus nya atas motif tertentu. Dan yang paling sering dilanggar adalah poin no.3 yang di Cetak Tebal diatas.
Kita sebagai umat juga haruslah paham hal ini, janganlah memanjakan mereka yang "masih berlatih", karena mereka masih berlatih dan jika kita berikan segala materi duniawi tentu ada potensi bisa melenceng.
Teruntuk para Bhikkhu Saṅgha yang masih menerima uang di tangan dan disimpan dalam rekening bank atau apapun itu, bacalah baik-baik dan renungkan kembali Sila Pātimokkha bahwa jika menerima uang itu sudah melanggar Nissaggiya-pācittiya poin ke 18. Jika kualitas Sīla seorang Bhikkhu itu buruk, maka Dāna yang dipersembahkan umat akan inferior dan bukan sepenuhnya "ladang subur" lagi.
Dan terkait term "Ladang Subur" ini, umat awam kita memang "baik gak ketolongan", segala fasilitas mewah bisa diberikan ke Bhikkhu dengan mengatasnamakan "Berdana ke Ladang Subur", padahal juga jelas ada peraturan bahwa Bhikkhu Saṅgha tidak boleh memakai barang-barang mewah, bayangkan saja, apa lah guna Smartphone Trendy paling upgrade seharga belasan juta hampir menyentuh puluhan juta atau dikisaran itu (jika melihat pada Toko Online untuk HP tertentu) bagi seorang Bhikkhu yang BERTEKAD MELEPAS KEDUNIAWIAN??! penulis kira pasti umat awam sudah paham merk HP Smartphone yang penulis maksud. Lalu, apa perlunya itu? Tidak tahukah kita bahwa dengan barang yang mewah itu dapat berpotensi memunculkan ego dan kesan superior pada bathin bhikkhu yang masih berlatih itu?? Sebagai umat awam harus pahami ini karena itu juga melanggar Sīla Pātimokkha para Bhikkhu dengan mengacu pada Nissaggiya-pācittiya poin ke 12 dan 13.
Maka, janganlah lagi kemudian melanggar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Sang Buddha, kita sebagai umat awam harus mampu menaati peraturan yang diberikan oleh Sang Bhagavā dan juga demi menjaga kualitas para Bhikkhu Saṅgha yang murni Sīla nya tak bercacat sedikitpun, dan jika begitu maka Bhikkhu Saṅgha itu barulah layak di sebut sebagai "Ladang yang subur bagi para Makhluk di semesta".

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

02 Agustus 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka