Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta
DI DALAM BUDDHA SĀSANA DIPAKAI UKURAN WAKTU (KAPPA), SEBUAH UKURAN DILUAR BATAS WAKTU YANG DIKETAHUI SAINS MASA KINI DAN AJARAN KEPERCAYAAN LAINNYA
Ajaran Buddha Sasana ini sangatlah detail dan sangat luar biasa jika kita mengulik lebih jauh ke dalam seluk beluknya, maka kita akan berdecak kagum. Bagaimana bisa pada 2600 tahun lalu, Seorang sosok "Manusia" bisa menjelaskan dengan baik sesuatu yang belum diketahui pada masa itu dan bahkan sampai masa kini juga masih belum dapat dikuak oleh Sains.
Seperti kita ketahui, Sang Bhagavā memakai ukuran waktu Kappa guna menjelaskan sebuah waktu yang telah berlalu. Dan dimanapun di ajaran kepercayaan lain nya, tidak ditemukan ukuran waktu sedemikian panjang nya seperti ukuran Kappa ini. Bahkan diketahui di salah satu Ajaran Pandangan Salah masa kini yang berbasis Īśvara-vāda, mereka malah ada yang meyakini bahwa umur bumi ini hanya baru 6000an tahun. Makanya ajaran Buddha ini memang sejatinya tidak dapat diterima oleh orang-orang yang Dungu dan ber"debu" tebal di mata. Padahal inilah kebenaran sebagaimana adanya yang tidak dibuat-dibuat, dikarang-karang, lalu dipaksa untuk beriman buta. Tetapi kita mengetahui bahwa Ucapan Sang Bhagavā sejauh ini memang mulai terkuak seiring waktu dan perkembangan Sains.
Sekarang mari disimak apa Sabda Sang Buddha mengenai ukuran waktu Kappa ini...
PABBATASUTTA
"Di Sāvatthī. Seorang bhikkhu mendekati Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau: “Yang Mulia, berapa lamakah satu kappa?”
“Satu kappa adalah sangat lama, bhikkhu. Tidaklah mudah menghitungnya dan menyebutkannya dalam berapa tahun, atau berapa ratus tahun, atau berapa ribu tahun, atau berapa ratus ribu tahun.”
“Kalau begitu mungkinkah dengan memberikan perumpamaan, Yang Mulia?”
“Mungkin saja, bhikkhu,” Sang Bhagavā berkata. “Misalkan, bhikkhu, terdapat sebuah gunung batu dengan panjang satu yojana (sekitar 12–15 km), lebar satu yojana, dan tinggi satu yojana, tanpa lubang atau celah, sebuah batu padat yang besar. Di akhir setiap seratus tahun, seseorang akan menggosoknya dengan sehelai kain Kāsi (sejenis kain sutra). Dengan usaha ini gunung batu itu lama-kelamaan akan terkikis habis tetapi kappa itu masih belum berakhir. Demikian lamanya satu kappa itu, bhikkhu. Dan dari kappa-kappa yang selama itu, kita telah mengembara melalui begitu banyak kappa, ratusan kappa, ribuan kappa, ratusan ribu kappa. Karena alasan apakah? Karena, bhikkhu, saṁsāra ini adalah tanpa awal yang dapat ditemukan. Titik pertama tidak terlihat oleh makhluk-makhluk yang berkelana dan mengembara yang terhalangi oleh ketidaktahuan dan terbelenggu oleh kemelekatan, cukuplah untuk terbebaskan darinya.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Nidānavaggasaṁyutta, Anamataggasaṁyutta, Paṭhamavagga, SN 15.5)
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, terkait penjelasan Beliau melalui perumpamaan untuk ukuran waktu Kappa.
Intinya Perumpamaan ini dipakai oleh Sang Buddha untuk menunjukkan betapa lamanya satu kappa (siklus kosmis atau eon) yang bahkan tidak bisa dengan mudah dipahami oleh akal biasa. Ini digunakan oleh Sang Buddha untuk menekankan urgensi dalam melatih praktik Dhamma karena kelahiran sebagai manusia sangat langka dalam rentang waktu yang sangat panjang itu.
Sebagai tambahan informasi lainnya, kita masih ingat bahwa Sang Bodhisatta kita sebelum merealisasi pencerahan Sammāsambuddha, beliau telah memupuk dan menyempurnakan 30 pāramī ini dalam jangka waktu yang sangat panjang tak terkirakan lagi di Saṃsāra yaitu : Empat Asaṅkhyeyya & 100.000 Kappa,
Bisa dibayangkan lagi, bagaimanakah lama nya waktu itu ???
Dan begitulah juga kita, yang masih disini, Saṃsāra ini yang entah kapan kita mampu terbebaskan sepenuhnya. Masih saja kita berkilah untuk tidak mau praktik Dhamma, padahal kita sudah terlahir sebagai manusia kali ini ditambah masih ada Ajaran Buddha Sasana.
Maka orang yang Bijak dan mengetahui ini pasti akan bangkitkan Saṃvega untuk segera benar-benar praktik Dhamma sesuai Dhamma Sejati hingga akhirnya mampu berjalan di jalan menuju Pencerahan Nibbāna.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
Demikianlah Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama, terkait penjelasan Beliau melalui perumpamaan untuk ukuran waktu Kappa.
Intinya Perumpamaan ini dipakai oleh Sang Buddha untuk menunjukkan betapa lamanya satu kappa (siklus kosmis atau eon) yang bahkan tidak bisa dengan mudah dipahami oleh akal biasa. Ini digunakan oleh Sang Buddha untuk menekankan urgensi dalam melatih praktik Dhamma karena kelahiran sebagai manusia sangat langka dalam rentang waktu yang sangat panjang itu.
Sebagai tambahan informasi lainnya, kita masih ingat bahwa Sang Bodhisatta kita sebelum merealisasi pencerahan Sammāsambuddha, beliau telah memupuk dan menyempurnakan 30 pāramī ini dalam jangka waktu yang sangat panjang tak terkirakan lagi di Saṃsāra yaitu : Empat Asaṅkhyeyya & 100.000 Kappa,
Bisa dibayangkan lagi, bagaimanakah lama nya waktu itu ???
Dan begitulah juga kita, yang masih disini, Saṃsāra ini yang entah kapan kita mampu terbebaskan sepenuhnya. Masih saja kita berkilah untuk tidak mau praktik Dhamma, padahal kita sudah terlahir sebagai manusia kali ini ditambah masih ada Ajaran Buddha Sasana.
Maka orang yang Bijak dan mengetahui ini pasti akan bangkitkan Saṃvega untuk segera benar-benar praktik Dhamma sesuai Dhamma Sejati hingga akhirnya mampu berjalan di jalan menuju Pencerahan Nibbāna.
Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...
04 Juni 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka