Minggu, 05 November 2017

Karaniya Metta Sutta

Sutta Tentang Cinta Kasih

Bahasa Pali:
Karaṇīyam-attha-kusalena
yantam santam padam abhisamecca,
Sakko ujū ca suhujū ca
suvaco cassa mudu anatimānī,

Santussako ca subharo caappakicco ca
sallahuka-vutti,
Santindriyo ca nipako ca
appagabbho kulesu ananugiddho.

Na ca khuddam samācare kiñci
yena viññū pare upavadeyyum.
Sukhino vā khemino hontu
sabbe sattā bhavantu sukhitattā.

Ye keci pāṇa-bhūtatthi
tasā vā thāvarā vā anavasesā,
Dīghā vā ye mahantā vā
majjhimā rassakā aṇuka-thūlā,

Diṭṭhā vā ye va adiṭṭhā
ye ca dūre vasanti avidūre,
Bhūtā vā sambhavesī vā
sabbe sattā bhavantu sukhitattā.

Na paro param nikubbetha
nātimaññetha katthaci nam kiñci,
Byārosanā paṭīgha-saññā
nāññam-aññassa dukkham-iccheyya.

Mātā yathā niyam puttam
āyusā eka-puttam-anurakkhe,
Evam-pi sabba-bhūtesu
māna-sambhāvaye aparimāṇam.

Mettañca sabba-lokasmim
māna-sambhāvaye aparimāṇam,
Uddham adho ca tiriyañca
asambādham averam asapattam.

Tiṭṭhañcaram nisinno vā
sayāno vā yāvatassa vigatam-iddho,
Etam satim adhiṭṭheyya
brahmam-etam vihāram idham-āhu.

Diṭṭhiñca anupagamma
sīlavā dassanena sampanno,
Kāmesu vineyya gedham,
Na hi jātu gabbha-seyyam punaretī'ti.

Bahasa Indonesia:
Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan;
Untuk mencapai ketenangan,
Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,
Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong.

Merasa puas, mudah disokong/dilayani,
Tiada sibuk, sederhana hidupnya,
Tenang inderanya, berhati-hati,
Tahu malu, tak melekat pada keluarga.

Tak berbuat kesalahan walau pun kecil,
Yang dapat dicela oleh Para Bijaksana,
Hendaklah ia berpikir: Semoga semua makhluk berbahagia dan tenteram;
Semoga semua makhluk berbahagia.

Makhluk hidup apa pun juga,
Yang lemah dan kuat tanpa kecuali,
Yang panjang atau besar,
Yang sedang, pendek, kecil atau gemuk.

Yang tampak atau tidak tampak,
Yang jauh atau pun dekat,
Yang telah lahir atau yang akan lahir,
Semoga semua makhluk berbahagia.

Jangan menipu orang lain,
Atau menghina siapa saja,
Jangan karena marah dan benci,
Mengharap orang lain celaka.

Bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya,
Melindungi anaknya yang tunggal,
Demikianlah terhadap semua makhluk,
Dipancarkannya pikiran (kasih sayangnya) tanpa batas.

Kasih sayangnya ke segenap alam semesta,
Dipancarkannya pikirannya itu tanpa batas,
Ke atas, ke bawah dan ke sekeliling,
Tanpa rintangan, tanpa benci dan permusuhan.

Selagi berdiri, berjalan atau duduk,
Atau berbaring, selagi tiada lelap,
Ia tekun mengembangkan kesadaran ini,
Yang dikatakan: Berdiam dalam Brahma.

Tidak berpegang pada pandangan salah (tentang attā atau aku),
Dengan Sīla dan Penglihatan yang sempurna,
Hingga bersih dari nafsu indera,
Ia tak akan lahir dalam rahim mana pun juga.

Sumber: sariputta.com