Ada Empat Jenis Kemelekatan Ini Yang Menghambat Manusia Dari Mencapai Nibbana


Theruwansaranai!
තෙරුවන් සරණයි!
Sukhi Hotu Kalyāṇamitta

ADA EMPAT JENIS KEMELEKATAN INI YANG MENGHAMBAT MANUSIA DARI MENCAPAI NIBBĀNA
Dalam konteks untuk menggapai pembebasan tertinggi (Nibbāna), Sang Bhagavā banyak memberikan penjelasan pada kita para murid nya dalam rangka agar kita pun mencapai seperti apa yang telah dicapai oleh Beliau. Karena kondisi Nibbāna sendiri adalah yang tertinggi, termulia, tentu untuk menggapai nya bukan sekedar seperti membalikkan telapak tangan kita, tetapi banyak yang harus kita pahami dan mengerti terlebih dahulu. Dalam hal ini, adalah kemelekatan itu sendiri yang ada pada diri setiap manusia. Jika selama ini pengetahuan kita terkait "kemelekatan" hanya berbatas pada materi, harta saja, disini Sang Bhagavā menerangkan pada kita ada 4 kemelekatan yang menjerat manusia.
Mari disimak dalam Sutta dibawah berikut ini...

UPĀDĀNASUTTA
“Para bhikkhu, ada empat kemelekatan ini. Apakah empat ini? Kemelekatan pada kenikmatan indria, kemelekatan pada pandangan, kemelekatan pada peraturan dan sumpah, kemelekatan pada doktrin diri. Ini adalah keempat kemelekatan itu. Jalan Mulia Berunsur Delapan harus dikembangkan demi pengetahuan langsung pada keempat kemelekatan itu, untuk memahaminya sepenuhnya, demi kehancurannya sepenuhnya, untuk meninggalkannya.”
(dikutip dari : Tipiṭaka, Suttapiṭaka, Saṁyuttanikāya, Mahāvaggasaṁyutta, Maggasaṁyutta, Oghavagga, SN 45.173)

Sādhu...Sādhu...
Demikian Sabda Sang Bhagavā ; Sammāsaṃbuddha Gotama dalam Sutta diatas terkait 4 jenis kemelekatan yang harus ditinggalkan.
Kita tak bisa pungkiri, memang 4 jenis kemelekatan ini hadir dalam diri kita, bahkan setiap saat menggerogoti bathin kita.
Sekarang kita pasti sudah pahami terkait kemelekatan terhadap kenikmatan indria, yaitu sifat tak pernah puas dan selalu ingin mencari kesenangan dalam pemanjaan indera kita setiap saat, itulah dia Kāmupādāna – Kemelekatan pada Kenikmatan Indria.
Lalu ada Kemelekatan pada pandangan, yaitu melekat pada Pandangan Salah, menggeluti doktrin yang salah dan sesat, sudahlah menggeluti pandangan salah masih saja menganggap bahwa pandangannya paling benar maka inilah disebut Diṭṭhupādāna – Kemelekatan pada Pandangan Salah.
Selanjutnya ada kemelekatan pada tata ritual dan aturan, yaitu melakukan ritual-ritual kosong tak bermanfaat yang berlandasakan pada Pandangan Salah nya seperti mengorbankan makhluk hidup di altar entitas sesembahan nya, dan contoh2 ritual kosong lainnya, maka inilah disebut Sīlabbatupādāna – Kemelekatan pada Aturan & Ritual.
Dan yang terakhir adalah kemelekatan pada doktrin diri ini yang paling fundamental, yaitu mempercayai bahwa masih ada "aku" dalam diri yang mengatur agar tetap hidup, percaya adanya Roh dalam diri, ada eksistensi yang tetap, dan sejenisnya, inilah yang disebut sebagai Attavādupādāna – Kemelekatan pada Pandangan tentang Diri.
Demikianlah penjabaran singkat dari makna masing-masing jenis kemelekatan ini. Bagaimanapun 4 hal ini harus lah dieliminasi secara penuh dengan mempraktekkan Jalan Mulia Berunsur 8 hingga pada akhirnya mencapai Nibbāna.

Semoga Cita-Cita luhur anda tercapai
Semoga semua Makhluk Hidup berbahagia..
Nibbāna paccayaṃ hotu
Ciraṁ tiṭṭhatu saddhammo
Buddhasāsanaṁ ciraṁ Tiṭṭhatu
Sādhu...Sādhu...

24 September 2025
Mettācittena,
Viriyaputta, upāsaka