Kamis, 02 November 2017

Nivarana

ARTI
Nivarana = Rintangan batin.

MANIFESTASI
Saat sedang meditasi seseorang tidak fokus karena rintangan batin.

KUKKUCCA
Penyesalan
Apabila seseorang  berulang-ulang memperhatikan perasaan cemas karena kesalahan yang pernah diperbuat dimasa lampau atau akibat adanya hal-hal yang seharusnya dilakukan tetapi tidak dilakukan. Objek meditasi untuk menghilangkan kecemasan bisa melalui ketenangan batin (Uppekha).

VICIKICCHA
Keragu-raguan
Apabila seseorang berulang-ulang memperhatikan sesuatu yang menyebabkan timbulnya keragu-raguan, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari keragu-raguan, hendaknya senantiasa meneguhkan keyakinan pada Buddha (Buddhanussati), Dhamma (Dhammanussati), Sangha (Sanghanussati).

KAMARAGA
Nafsu Indriya

Apabila seseorang berulang-ulang memperhatikan obyek yang indah, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari nafsu indriya, hendaknya orang senantiasa melaksanakan meditasi dengan memakai obyek yang kotor atau menjijikkan (Asubha) dan berusaha menghindari obyek-obyek yang bisa merangsang, berusaha untuk menguasai pikiran dan mengendalikan indriya-indriyanya, senantiasa berbicara tentang kesempurnaan hidup, tentang kepuasan, kesunyian, kebajikan, kebebasan, bebas dari nafsu-nafsu.

BYAPADA
Kemauan Jahat
Apabila seseorang berulang-ulang memperhatikan obyek yang menyebabkan timbulnya kebencian, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk menaklukkan kemauan jahat hendaknya orang senantiasa melaksanakan meditasi cinta kasih (Metta), senantiasa ingat bahwa setiap orang adalah memiliki karmanya sendiri (Kammassaka) dan pewaris karmanya sendiri (Kammadaya) dan lahir dari karmanya sendiri (Kammayoni).

THINA-MIDDHA
Kemalasan dan Kelelahan
Apabila seseorang berulang-ulang memperhatikan rasa segan, rasa malas, kelelahan, mengantuk sesudah makan, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari kemalasan dan kelelahan, orang hendaknya senantiasa merenungkan suatu cahaya (Aloka Kasina)  sampai terserap ke dalam batin, senantiasa melihat penderitaan di dalam ketidak-kekalan, senantiasa merenungkan ajaran-ajaran Sang Buddha dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

UDDHACCA
Kebingungan
Sepanjang kebingungan mental, tujuan akhir spiritual tidak akan mungkin tercapai. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari dimana kita di anjurkan tidak berlebihan dalam pengejaran cita-cita atau tujuan dalam hidup kita. Apabila seseorang berulang-ulang memperhatikan ketidak-tenteraman pikiran, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk mengatasi kebingungan dan kekhawatiran, orang hendaknya senantiasa mempelajari dan memahami kitab suci Tipitaka, serta berusaha melaksanakan sila dengan sempurna. Objek delapan Anusati (Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati, Silanussati, Caganussati, Devatanussati, Marananussati, Upasamanussati) dapat membantu melenyapkan kebingungan.

AVIJJA
Ketidaktahuan
Apabila seseorang melaksanakan sesuatu berdasarkan kebodohan batin, cenderung ke arah kelemahan batin, suka bingung, suka ragu-ragu, suka khawatir, menggantungkan diri pada pendapat orang lain, pikiran ruwet, malas, pendiriannya tidak tetap, kadang-kadang kukuh memegang suatu pandangan. Untuk mereka yang mempunyai mohacarita, maka obyek yang baik diambil dalam melaksanakan Samatha Bhavana ialah objek pernapasan (Anapanasati).


Sumber : dhammacitta